Selamat datang di zona Atmadilaga

Mari berbagi informasi, pengalaman, dan wawasan, .
setetes tinta melahirkan jutaan inspirasi

29 September 2011

TES kemampuan otak !! (otak kanan or kirimu yg lebih dominan)

Nemu Tes OTAK Keren nih... sebenernya postingan ini udah lama lama banget sih,  Gw adop karena menurut gw menarik. Tes ini cuma untuk mengungkap apakah otak kanan mu atau kiri mu yang banyak berperan dalam proses berpikirmu.  

ok deh... di bawah ini ada gambar seorang perempuan yang lagi muter-muter gak jelas. Coba perhatiin dia muter ke kanan atau ke kiri (Searah jarum jam atau berlawanan jarum jam)?
 ini gambarnya.. n Coba Perhatiin!
https://atmadilaga27.blogspot.com


So? muter kiri atau kanan? atau kiri da kanan??




sebagai informasi tambahan, buat yang ngeliat hasil puteran gambar itu ke kiri, berarti otak kiri kamu yg lebih optimal. kalo ke kanan, berarti ya otak kanan.hehe. Kalo dua-duanya, hmm mungkin bisa diartikan seimbang. Tapi yang jelas arah mana yang pertama kali terlihat itulah kemampuan otak anda yang mendominasi anda saat itu

OTAK KIRI berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian (sequence) dan matematika. Jadi belahan otak kiri berespons terhadap masukan-masukan di mana dibutuhkan kemampuan mengupas/meninjau (critiquing), menyatakan (declaring), menganalisa, menjelaskan, berdiskusi dan memutuskan (judging).

OTAK KANAN berkaitan dengan ritme, kreativitas, warna, imajinasi dan dimensi. Jadi belahan otak kanan berfungsi kalau manusia menggambar, menunjuk, memeragakan, bermain, berolahraga, bernyanyi, dan aktivitas motorik lainnya.

Jika ingin tahu lebih banyak lagi tentang peran otak kanan dan kiri, silahkan lihat pada postingan saya sebelumnya OTAK KIRI DAN KANAN
Share:

Palmistri 1 (Memahami Garis Tangan)

5000 tahun yang silam, orang Cina sudah menggunkan ramalan tangan. Julius  Caesar (102—44 SM) terkadang menilai sesorang melalui garis tangannya. Di beberapa negara, seperti India, Cina, dan Mesir, membaca garis telapak tangan (palmistri) kerap dijadikan tradisi dari kebudayaan kuno. Sebagian orang meyakini palmistri bisa menceritakan karakter, kesehatan, bahkan nasib seseorang melalui lipatan, bentuk, ukuran, dan garis di telapak tangan. Secara garis besar, Palmistri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu membaca tanda-tanda melalui bentuk tangan, melalui warna dan garis-garis di telapak tangan, serta melalui pola sidik jari. Masing-masing bagian palmistri memiliki penafsiran yang berbeda-beda. Misalnya, bentuk tangan mengindikasikan sifat dan karakteristik, warna dan garis-garis di telapak tangan mengindikasikan hal-hal yang baik dan buruk, sedangkan pola jari tangan mengindikasikan potensi seseorang. Bakat manusia memang telah dibawa sejak kita dilahirkan ke dunia ini. Dan, bakat-bakat ini ada yang minim, dominan, atau keras. Selain itu, ada juga yang tidak tampak di dalam perilaku sehari-harinya, padahal bakat tersebut ada pada dirinya. Melalui palmistri ini, diyakini hal-hal tersebut bisa terlihat dan terbaca.

Tangan yang paling penting adalah tangan kiri karena garis-garisnya paling terlihat dan memiliki komunikasi yang paling langsung dengan hati dan otak.
Share:

Seni Membaca Wajah (Fisiognomi)

Di dunia Barat, karakter wajah dipelajari lewat ilmu fisiognomi. Ilmu ini dianggap warisan kuno yang luar biasa ampuhnya. Banyak pakar Yunani purba mempelajari fisiognomi untuk menafsirkan berbagai sifat dan karakter melalui berbagai bentuk wajah, warna rambut, anggota badan, dan suara. Karya Aristoteles dan Hippocrates dianggap sebagai bagian dari filsafat praktis paling kuno yang secara sistematis membicarakan fisiognomi itu.

Pada masa klasik, studi fisiognomi lebih bersifat deskriptif. Perkembangan di abad pertengahan kemudian menunjukkan bahwa fisiognomi lebih mengembangkan sisi prediksi dan astrologi, bahkan sering kali masuk ke dalam sisi magis dan mitos. Saat itu, penulis-penulis bangsa Arab banyak memberikan kontribusi pada literatur fisiognomi Barat. 

Membaca Wajah

Praktik pembacaan wajah muncul pertama kali pada abad ke-6 SM. Dibandingkan metode Barat dan India, seni pembacaan wajah cara Tiongkok sangat rumit. Seorang pembaca wajah terlebih dulu harus mengklasifikasikan bentuk-bentuk wajah secara individual dengan menilai warna, ukuran, serta kecacatan tertentu pada areal wajah. Pada dasarnya, wajah dibagi menjadi 130 area. Setiap area merupakan situasi umur dan kehidupan tertentu. Dengan mengamati lima elemen siklus produktif dan destruktif (kayu, api, tanah, logam, air) dan teori yin-yang, maka seorang pembaca wajah yang terampil mampu memprediksi kejadian tertentu, mendiagnosa penyakit, atau memahami kepribadian seseorang.

Bentuk wajah bukan hanya dapat mengungkap kepribadian dan masa depan anda tapi juga apakah anda serasi dengan pasangan anda.

Berikut karakter dan sifat yang dapat diungkap dari wajah anda;

Share:

28 September 2011

Sistem Klasifikasi Tanah

Sistem Klasifikasi Tanah adalah suatu sistem penggolongan yang sistematis dari jenis–jenis tanah yang mempunyai sifat–sifat yang sama ke dalam kelompok–kelompok dan sub kelompok berdasarkan pemakaiannya (Das,1995).

Sistem klasifikasi tanah dibuat pada dasarnya untuk memberikan informasi tentang karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena variasi sifat dan perilaku tanah yang begitu beragam, sistem klasifikasi secara umum mengelompokan tanah ke dalam kategori yang umum dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisis. Klasifikasi tanah juga berguna untuk studi yang lebih terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan akan pengujian untuk menentukan sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi dan sebagainya (Bowles, 1989).

Sistem klasifikasi bukan merupakan sistem identifikasi untuk menentukan sifat-sifat mekanis dan geoteknis tanah. Karenanya, klasifikasi tanah bukanlah satu-satunya cara yang digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan perancangan konstruksi.
Adapun sistem klasifikasi tanah yang telah umum digunakan adalah :
1. Sistem Unified Soil Clasification System (USCS).
Dalam sistem ini, Cassagrande membagi tanah atas 3 (tiga) kelompok (Sukirman, 1992) yaitu :
1. Tanah berbutir kasar, < 50% lolos saringan No. 200.
2. Tanah berbutir halus, > 50% lolos saringan No. 200.
3. Tanah organik yang dapat dikenal dari warna, bau dan sisa-sisa tumbuh-
tumbuhan yang terkandung di dalamnya.
Sistem Klasifikasi Tanah USCS
Dimana :
W = Well Graded (tanah dengan gradasi baik),
P = Poorly Graded (tanah dengan gradasi buruk),
L = Low Plasticity (plastisitas rendah, LL<50),
H = High Plasticity (plastisitas tinggi, LL> 50).

Sistem Klasifikasi Tanah USCS





 
Grafik plastisitas Cassagrande

         Garis A pada umumnya memisahkan material seperti tanah liat (clay) dari material tanah gambut (silty), dan organik dari non-organik.
         Garis U menyatakan batas teratas untuk tanah pada umumnya.
catatan:  Jika batas pengukuran tanah berada di kiri garis U, maka perlu dilakukan pengecekan ulang. (Holtz and Kovacs, 1981)

Sistem AASHTO (American Association Of State Highway and Transporting Official
Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh Hoentogler dan Terzaghi, yang akhirnya diambil oleh Bureau Of Public Roads. Pengklasifikasian sistem ini berdasarkan kriteria ukuran butir dan plastisitas. Maka dalam mengklasifikasikan tanah membutuhkan pengujian analisis ukuran butiran, pengujian batas cair dan batas palstis.
Sistem ini membedakan tanah dalam 8 ( delapan ) kelompok yang diberi nama dari A-1 sampai A-8. A-8 adalah kelompok tanah organik yang bersifat tidak stabil sebagai bahan lapisan struktur jalan raya, maka pada revisi terakhir oleh AASHTO diabaikan (Sukirman, 1992).
Klasfikasi tanah untuk tanah dasar jalan raya, AASHTO
Klasifikasi tanah  
Keterangan :        1 Persen lolos saringan No. 200 ≤ 35%,
2 Persen lolos saringan No. 200 > 35%,
a Tanah yang lolos saringan No. 40,
b Untuk A-7-5, PI ≤ LL – 30,
c Untuk A-7-6, PI > LL – 30.



Share:

Hubungan Antara Morfologi dan Sifat-Sifat Gambut


     Hoobs memperlihatkan bahwa sifat-sifat gambut merupakan hasil dari proses morfologis, yang memberikan beberapa hubungan sebagai berikut :
1.  Akibat pengaruh seratnya, stabilitas sepertinya bukan masalah pada gambut rancah berserat yang permeabel, sementara bila dilihat pada gambut rumput yang kurang permeabel, plastik, dan sangat berhumus, maka kestabilan dan laju pembebanan merupakan pertimbangan yang paling penting.
2.      Gambut rumput yang terbentuk oleh penetrasial umumnya didukung oleh lumpur organik yang dapat menyebabkan masalah teknik yang besar.
3.      Napal dan lumpur pendukungnya merintangi penyidikan, menyulitkan pemantauan, yang mengakibatkan bahaya pada pekerjaan teknik.

4. Stratifikasi pada gambut rumput sepertinya relatif mendatar. Digabungkan dengan penghumusan yang tinggi dan permeabilitas yang kurang, drainase tegak mungkin memiliki penggunaan yang bermanfaat dalam mempercepat lendutan-pampat primer. Sedangkan gambut rancah sering memiliki drainase tegak alami dalam bentuk betting cotton-grass berlajur sehingga drainase tegak mungkin saja tebukti tidak efien.
5.      Pengulangmunculan permukaan batas antara gambut lumut sangat lapuk dan terlestarikan baik, yang disebabkan oleh pergeseran iklim menyebabkan stratigrafi berlapis yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan karakteristik tegak yang diakibatkan oleh pertumbuhan mendatar. Keadaan hidrolik anistropi akan terjadi. Satu permukaan berulang umumnya akan muncul dan akan cenderung bertindak sebagai akuiklud mendatar pada drainase tegak dan tekanan pori akan terbebas pada waktu  pekerjaan teknik berlangsung (Horison Weber-Grenz).
6.      Rancah selubung umumnya tidak memiliki suatu dasar yang berupa lempung lunak yang secara normal terkonsolidasi.
7.      Gerakan penurun potensial dan yang ada pada bencah miring akibat rangkak, longsor, atau aliran rancah membutuhkan penanggulangan teknik yang khusus.
8.      Pengetahuan morfologi bencah penting dalam mengidentifikasikan bencah apung, yang jika tidak terawasi akan membahayakan suatu pekerjaan teknik.
Share:

Penurunan Konsolidasi


Bilamana suatu lapisan tanah lunak jenuh air yang mampu mampat (compressible) diberi penambahan tegangan, maka penurunan (settlement) akan terjadi dengan segera. Koefisien rembesan gambut adalah sangat kecil dibandingkan dengan koefisien rembesan pasir sehingga penambahan tekanan air pori yang disebabkan oleh pembebanan akan berkurang secara lambat laun dalam waktu yang sangat lama. Jadi untuk tanah gambut perubahan volume yang disebabkan oleh keluarnya air dari dalam pori (yaitu konsolidasi) akan terjadi sesudah penurunan segera. Penurunan konsolidasi tersebut biasanya jauh lebih besar dan lebih lambat serta lama dibandingkan dengan penurunan segera (Das, 1993 dan Bowls, 1997).

Dapat disimpulkan bahwa ada tiga tahapan pemampatan selama konsolidasi, yaitu:
https://atmadilaga27.blogspot.com
 
Tahap I : Pemampatan awal (initial compression), yang pada umumnya adalah disebabkan oleh pembebanan awal (preloading).
Tahap II : Konsolidasi primer (primary consolidation), yaitu periode selama tekanan air pori secara lambat laun dipindahkan ke dalam tegangan efektif, sebagai akibat dari keluarnya air pori dari pori-pori tanah.
Tahap III : Konsolidasi sekunder (secondary consolidation), yang terjadi setelah tekanan air pori hilang seluruhnya. Pemampatan yang terjadi disini adalah disebabkan oleh penyesuaian yang bersifat plastis dari butir-butir tanah.

Perbandingan nilai tekanan prakonsolidasi dengan tekanan efektif vertikal pada saat tanah diselidiki menghasilkan dua kondisi yang didasarkan pada sejarah geologinya yaitu:
1.      Terkonsolidasi secara normal (Normally Consolidated/NC), dimana tekanan efektif overburden saat ini adalah merupakan tekanan maksimum yang pernah dialami tanah tersebut.
2.      Terkonsolidasi lebih (Over Consolidated/OC), dimana tekanan efektif overburden saat ini lebih kecil dari tekanan prakonsolidasi yang pernah dialami tanah tersebut.
Share:

16 September 2011

URUTAN KEGIATAN PROYEK

Pada proyek di bidang jasa konstruksi biasanya dilakukan urutan kegiatan sebagai berikut:

I. PRA-LELANG
1. Pemasaran
2. Penentuan keikutsertaan Prakwalifikasi
3. Pengambilan Dokumen Prakualifikasi
4. Proses Pembuatan Dokumen Prakualifikasi.
5. Undangan Lelang/ Tender
6. Penentuan Keikutsertaan Lelang /Tender

II. PROSES LELANG
1. Pengambilan Dokumen Lelang
2. Pembentukan Team Pelaksana Lelang
3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang
4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan
5. Pelajari lebih mendalam Dokumen lelang
6. Survey Lapangan
7. Perhitungan Volume
8. Metode Kerja 9. Sub Kontraktor
10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
11. Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek
12. Plafond Harga Penawaran
13. Proses Komputer RAB, scheduling, resources plan, CM, analisa harga
14. Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi.
15. Memperhitungkan ke-mampuan Lawan
16. Perhitungan Mark Up
17. Pengecekan dan Pemasukan Penawaran
18. Laporan hasil Lelang/ Tender
19. Data-data tetap

III. PASCA LELANG
1. Laporan Hasil Evaluasi Lelang
2. Klarifikasi & Negoisasi
3. Penunjukkan Pemenang

  • Surat Penunjukkan Pemenang
  • Surat Perintah Kerja/ SPK
  • Persiapan Pembuatan Kontrak
  • Peninjauan Proses Pembuatan Kontrak
4. Pembuatan Kontrak

IV. PRA PELAKSANAAN (Perencanaan)
1. Penyerahan Dokumen Lelang (Buku Merah)
2. Pembentukan Team Buku Biru
Tugas Team Buku Biru :

  • Survey Lapangan
  • Survey Laboratorium
  • Pengecekan Volume
  • Penyusunan Metode kerja
  • Perhitungan Harga Satuan Item Pekerjaan yang sudah mencakup K3 (Keselamatan & Kese-hatan Kerja)
  • Evaluasi Sub Kontraktor/Vendor
  • Proses Komputer
  • Penyusunan Buku Biru
3. Penyusunan Rencana Mutu Proyek (PQP)
4. Penyusunan RK3P (Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Engineering (design)
6. Proses Produksi (Fabrikasi)

V. PELAKSANAAN

I. Tingkat Proyek
1. Pembentukan Organisasi Proyek & Penempatan SDM
2. Program Kerja Mingguan/Bulanan (Detail)
3. Proses Kegiatan Phisik di Lapangan
4. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Peralatan
5. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Tenaga Kerja
6. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Material
7. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Keuangan
8. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Sub Kontraktor/Vendor
9. Proses Kegiatan Administrasi dengan Pihak Bouwheer (Client) dan Konsultan Pengawas/ Perencana
10. Proses Kegiatan Pelaksa naan K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)

II. Tingkat Cabang
• Mobilisasi/Pengadaan Resources

VI. PENGENDALIAN
1. Waktu Pengendalian
2. Hal-hal yang perlu di kendalikan adalah :

  • Waktu Pelaksanaan (Phisik)
  • Alokasi Sumber Daya (Tenaga, Alat, Bahan, Dana)
  • Metode kerja
  • Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
  • Sub-Kontraktor
  • Biaya Pelaksanaan & Termiyn
  • Mutu Pekerjaan
  • Manajemen
3. Tingkat Pengendalian
4. Revisi Piranti Pengendalian (Buku Biru)
5. Adendum Kontrak

VII. PENDATAAN
1. Evaluasi Proyek atas :

  • Buku Biru
  • Project Quality Plan / PQP
  • Pelaksanaan Biaya, Mutu, Waktu
  • Pelaksanaan K3
2. Pengarsipan Dokumen

Share:

OUR YOUTUBE CHANNEL

Join Our Fanpage

KUNJUNGI BLOG KAMI LAINNYA



Total Pageviews

Blogroll