Selamat datang di zona Atmadilaga

Mari berbagi informasi, pengalaman, dan wawasan, .
setetes tinta melahirkan jutaan inspirasi

08 December 2012

Persyaratan Beton Bertulang

Persyaratan pada kolom 

https://atmadilaga27.blogspot.com
Ukuran kolom struktur minimal 150 mm, Bentuk penampang kolom bermacam- macam dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang, lingkaran, bentuk T, L dan sebagainya 

Luas tulangan minimum 1 % dari luas penampang kolom dengan minimum 1 batang tulangan di masing-masing sudut penampang, dan luas tulangan memanjang kolom maksimum 6 % dari luas penampang kolom, pada sambungan tidak boleh lebih dari 8 %. Sambungan baja tulangan memanjang kolom, ujung-ujungnya tidak boleh diberi kait 

Jarak sengkang pada tulangan memanjang kolom diambil yang terkecil dari ukuran terkecil dari penampang kolom, 15 kali diameter tulangan memanjang terkecil, dan 300 mm

Persyaratan pada dinding beton bertulang

Tebal dinding vertikal diambil minimum 1/30 dari bentang bersih. dinding atau 120 mm untuk dinding yang memikul lentur dan 100 mm. Untuk dinding yang tidak memikul lentur dinding luar dari ruang bawah tanah minimum tebal 200 mm.

Pemasangan tulangan pada dinding vertikal dengan tebal dinding kurang dari 120 mm tulangan dipasang di tengah, sedangkan pada dinding reservoir air dan dinding dengan tebal lebih dari 200 mm harus dipasang tulangan rangkap

Jarak sengkang pada tulangan memanjang kolom diambil yang terkecil dari ukuran terkecil dari penampang kolom, 15 kali diameter tulangan memanjang terkecil, dan 300 mm

TEBAL PENUTUP BETON

https://atmadilaga27.blogspot.com

Tebal penutup beton atau disebut dengan selimut beton dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
*) 20 mm atau D ( yang terbesar )
**) 25 mm atau D ( yang terbesar )

Di dalam adalah : bila bidang luar beton terlindung dari pengaruh cuaca, dan tidak berhubungan dengan air
Di luar adalah : bila bidang luar beton mengalami perubahan cuaca dan berhubungan dengan air

PANJANG PENYALURAN ( Ld )

PANJANG PENYALURAN UNTUK TULANGAN TARIK ( ULIR – MM )
https://atmadilaga27.blogspot.com
 https://atmadilaga27.blogspot.com

PANJANG PENYALURAN UNTUK TULANGAN TARIK ( ULIR – mm ) 

catatan :
  1. untuk tulangan atas yang ditempatkan > 30 cm dari permukaan bawah beton, digunakan 1,3 Ld
  2. Minimum Ld = 300 mm

PANJANG PENYALURAN UNTUK TULANGAN TEKAN ( ULIR – mm )
catatan :
Minimum Ld = 200 mm

PANJANG TUMPANGAN /LEWATAN ( L )

TUMPANGAN TULANGAN TARIK
https://atmadilaga27.blogspot.com

Catatan :
As : tulangan tekan
Ld : lihat tabel panjang penyaluran untuk tulangan tarik

TUMPANGAN TULANGAN TEKAN
https://atmadilaga27.blogspot.com

Catatan :
1.Minimum panjang tumpangan = 300 mm
2.Untuk mutu beton < fc = 200 kg/cm2,tumpangan menjadi 1 1/3 kali
3.Tumpangan tidak boleh ditempatkan pada daerah dengan tegangan maksimum
4.Tumpangan untuk tulangan atas dari balok dan pelat harus diletakan pada pertengahan bentang
5.Tumpangan untuk tulangan bawah harus ditempatkan di daerah tumpuan
6.Tumpangan tidak boleh ditempatkan pada daerah pertemuan balok utama dan balok anak
7.Apabila pada gambar terdapat D > 32 mm ,harus digunakan sambungan mekanik ( untuk elemen vertikal )

PEMBESIAN/PENULANGAN PLAT LANTAI
1.Pelat lantai di atas 2 perletakan bebas
  - tulangan utama/pokok dipasang sepanjang bentang
  - tulangan pembagi dipasang pada arah berlawanan

- bila L >>, tebal beton bertambah dan tulangan dapat dipasang rangkap ( atas-bawah )

https://atmadilaga27.blogspot.com



2. Pelat diatas 4 perletakan terjepit balok :
  • tulangan utama dipasang pada momen lapangan dan momen tumpuan 
  • pada lapangan tulangan utama dipasang 2 arah saling bersilangan 
  • pada tumpuan ,tualngan utama dipasang searah momen, dan tulangan pembagi dipasang pada arah yang belawanan.
https://atmadilaga27.blogspot.com


3.Pelat terjepit satu sisi : 

https://atmadilaga27.blogspot.com

  • tulangan utama dipasang searah sepanjang bentang 
  • tulangan pembagi pada arah berlawanan 
  • pada bentang besar harus diperhatikan tulangan geser dan tulangan rangkap 
4. Pelat terjepit satu sisi dengan lisplang 
https://atmadilaga27.blogspot.com
  • tulangan utama searah sepanjang bentang dan harus diteruskan ke lisplang 
  • tulangan pembagi dipasang pada arah berlawanan 
  • pada bentang besar tulangan utama dipasangan rangkap 
5. Pelat pada beberapa bentang
  • tulangan utama dipasang 2 arah sepanjang bentang arah lebar dan arah memanjang 
  • terdapat tulangan yang menahan momen lapangan dan momen tumpuan
  • tulangan pembagi pada arah berlawanan 
 https://atmadilaga27.blogspot.com
 https://atmadilaga27.blogspot.com

Share:

Gambar Proyeksi (Mengambar Teknik)

Proyeksi Orthografi
Proyeksi Orthografi adalah suatu penyajian gambar yang lebih dikenal dengan kata “proyeksi“ saja. Pada proyeksi orthografis sumbu-sumbu fiktif tidak lagi digambarkan, kecuali masing-masing proyeksinya di bidang YOZ menjadi Pandangan Sisi kanan (P.S.Kn), sedang proyeksinya pada bidang XOZ menjadi Pandangan Muka (P.M) dan proyeksinya pada bidang XOY menjadi Pandangan Atas (P.A) Gambar P.S.Kn (Pandangan Sisi Kanan) ada di sebelah kiri dari P.M – arah horisontal. Gambar P.A (Pandangan Atas) ada di bawah gambar P.M (Pandangan Muka) arah vertikal.

https://atmadilaga27.blogspot.com
Enam bidang Proyeksi EFGH ABCD


https://atmadilaga27.blogspot.com
Enam bidang Proyeksi direntang

Keterangan :
Tata letak Proyeksi Horisontal
  • P.S.Kn = Pandangan Sisi Kanan 
  • P.M = Pandangan Muka 
  • P.S.Kr = Pandangan Sisi Kiri 
  • P.S.B = Pandangan Sisi Belakang 
Tata letak Proyeksi Vertikal
  • P.B = Pandangan Bawah 
  • P.M = Pandangan Muka 
  • P.A = Pandangan Atas 
Pada gambar di bawah ini dilukis benda ruang tanpa menggunakan lagi sumbu pertolongan

https://atmadilaga27.blogspot.com
Gambar Proyeksi Orthografis benda ruang di atas dapat dilukiskan sebagai berikut

https://atmadilaga27.blogspot.com

Proyeksi Paralel

1. Proyeksi Miring


Proyeksi Miring adalah cara penggambaran bentuk berskala yang termodifikasi. Dua bidang diproyeksikan secara miring. Ukuran – ukuran tinggi, lebar, dan dalam dapat dipertahankan dalam perbandingan 1:1:1 atau disesuaikan untuk memberi kesan nyata dengan perbandingan 2:2:1. Sudut kemiringan bidang sumbu obyek terdapat bidang proyeksi dibuat sudut kurang lebih 45 derajat.


https://atmadilaga27.blogspot.com

2. Proyeksi Planometri (Proyeksi Ilmu Ukur Bidang)

Proyeksi Planometri adalah bentuk rencana berskala yang telah termodifikasi. Rencana itu diputar ke suatu sudut yang dikehendaki dan tingginya diproyeksikan vertikal. Ukuran – ukuran tinggi, lebar, dan dalam dapat dipertahankan dalam perbandingan 1:1:1 atau disesuaikan untuk lebih memberikan kesan nyata dengan perbandingan 1:2:2. Sudut kemiringan bidang sumbu obyek terdapat bidang proyeksi dibuat sudut kurang lebih 45o 




https://atmadilaga27.blogspot.com


Pandangan Detail

Dalam pandangan detail ini, komponen – komponen bagian dari sebuah figur diproyeksi-kan sedemikian rupa, sehing-ga komponen itu tetap mem-perlihatkan hubungan asli an-tar komponen dan dengan sumbu utama tempat benda terletak Gunanya untuk memperlihat-kan bagaimana suatu benda dibuat atau dirakit. Garis putus – putus diperguna-kan untuk menunjukkan per-pindahan komponen – komponen itu




https://atmadilaga27.blogspot.com


Proyeksi Aksonometri

Aksonometri adalah sebutan umum bagi pandangan yang dihasilkan oleh garis – garis proyeksi suatu benda 
Dalam penggambaran ini garis – garis pemroyeksi ditarik tegak lurus terhadap bidang proyeksi 

Contoh I :
https://atmadilaga27.blogspot.com



Share:

Metoda Rasio Daya Dukung California(California Bearing Ration = CBR Method)

https://atmadilaga27.blogspot.com
Metoda ini mengkombinasikan percobaan pembebanan penetrasi di laboratorium atau di lapangan dengan rencana empiris(empirical design charts) tebal lapisan perkerasan. Hal ini digunakan sebagai metoda perencanaan perkerasan lentur (fleksibel pavement) jalan raya dan lapangan terbang.tebal perkerasan di tentukan oleh nilai C.B.R.

Definisi

California Bearing Ration(CBR) merupakan sesuatu perbandingan antara beban percobaan (test load) dengan beban standar(standard load) dan dinyatakan prsentasi.

C.B.R=PT

Ket:

  • PT = beban percobaan(test load)
  • PS = beban standar(standard load)


Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu lintas

Beban standar yang dipakai untuk percobaan CBR

Penetrasi pluyer (in)
Beban standar (lb)
Penetrasi plunyer (mm)
Beban standar (kg)
Beban standar (kN)
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
3000
4500
5700
6900
7800
2,25
5,00
7,50
10,00
12,50
1370
2055
2630
3180
3600
13,50
20,00
25,50
31,00
35,00

Percobaan- percobaan CBR
  • Percobaan di laboratorium: 
  1. Bina Marga: PB – 0113 – 76 
  2. ASTM : D – 1883 – 73 
  3. AASHTO : T – 193 – 81 
a. Tujuan :
Untuk menentukan nilai daya dukung tanah dalam kepadatan maksimum.

b. Alat- alat yang digunakan:
Hampir sama dengan alat- alat percobaan pemadatan standar maupun modifikasi dengan spesifikasi seperti tabel berikut :

Spesifikasi percobaan CBR
Metoda
Jumlah pukulan
Jumlah lapisan
Berat palu (N)
D- 698 : 2 (tanah berbutir halus) (B)
              4 (tanah berbutir kasar) (D)
D- 1557 : 2 (tanah berbutir halus) (B)
               4 (tanah berbutir kasar) (D)
56

56

56

56
3

3

5

5
24,50

24,50

44,50

44,50


c. Cara melakukan percobaan.

Metoda yang digunakan dalam standar ASTM D -7 atau D – 1557 – 70. Diameter tabung = 6 inci = 5 cm dan tinggi = 5 sampai 7 inci = 12,50 cm.

Dengan menggunakan dongkrak mekanis sebuah piston penetrasi ditekan supaya masuk kedalam tanah dengan kecepatan tetap = 1,25mm/menit dengan beban awal = 0,05 kN.

Pembebanan pada plunyer di amati pada penetrasi berturut-turut : 0,625 ;1,250 ;1,875 ;2,500 ;3,750 ;5000 ;6,250 dan 7,500mm.hasil pengamatan dapat diplot dalam kertas kurva.


d. Analisis perhitungan

Nilai CBR dihitung pada harga penetrasi 2,500 dan 5,000mm dengan beban standar = 13,50kN dan 20,00kN

Umumnya nilai CBR dengan penetrasi 2,500mm lebih besar dari penetrasi 5,000mm.

  • Percobaan dilapangan
CBR Asli

a. Tujuan:
Untuk mengntrol apakah kepadatan yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diinginkan.

b. Alat- alat yan digunakan:
1. Truk dengan pembebanan
2. Piston penetrasi dari logam
3. Timbangan
4. Dongkrak hidrolis atau mekanik
5. Arloji beban dan arloji cincin penguji lengkap dengan cincin pengujinya
6. rol meter, kunci dll

c. cara melakukan percobaan:
1. Dilapangan:

(a) Tanah digali sesuai lokasi kemudian dibuat deskripsisecara visual
(b) Tabung diletakkan di permukaan tanah dan kemudian diberi beban melalui truk dengan dibantu dongkrak sebagai alat penekan.
(c) Contoh tanah diambil sebanyak 2 tabung.
(d) Contoh tanah dibersihkan dan ditutup rapat dan dibawa ke laboratorium.
(e) Satu conto langsung diuji dan yang lain direndam selama

2. Di laboratorium.
(a) Beban statis diletakan pada bagian atas tabung untuk mencegah pengembangan tanah dalam tabung.
(b) Arloji penunjuk beban dan arloji penetrasi dipasang dan angka dinolkan.
(c) Catat angka yang dibaca pada arloji pengukur pada formulir.

d. Analisis perhitungan .

Nilai CBR dihitung pada penetrasi = 0,10 inci dan 0,20 inci 

CBR lapangan.
a. Tujuan:
Untuk mendapatkan nilai CBR langsung di lokasi.

b. Alat- alat yang digunakan:
1. Piston penetrasi dari logam.
2. Cincin penguji dengan arloji pembacaan.
3. .Arloji pembacaan beban.
4. Mesin penetrasi.
5. beban truk.
6. CBR asli.

c. Cara melakukan prcobaan:
1. Benda uji didapat langsung pada tanah dasar.
2. Mula-mula diletakan beban statis untuk mencegah mengembangnya tanah dan kehilangan kadar air benda uji.
3. Piston dipasang dapa benda uji.
4. Arloji pembacaan beban dan arloji pembacaan penetrasi dibuat nol.
5. Pembebanan dimulai dengan teratur.
6. Pembaca pembebanan pada penetrasi dicatat.
7. hasil pemeriksaan di gambarkan dalam kertas kurva.

3. Jenis- jenis CBR.

1. CBR lapangan.
Digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di lapangan, sesui dengan kondisi tanah dasar pada saat itu.
Memeriksa apakah kepadatan yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.

2. CBR lapangn rendaman.
Digunakan untuk menentukan daya dukung tanah di daerah lapisan tanah dasarnya sudah tidak akan dipadatkan lagi, terletak didaerah yang badan jalannya sering terendam air pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau.

3. CBR laboratorium.
Dibagi 2 macam:
a. CBR laboratorium rendaman (soaked laboratory CBR/soaked design CBR).
b. CBR laboratorium tanpa rendaman (unsoaked laboratory/unsoaked design CBR).

Beberapa cara menaksir Dan menentukan nilai CBR.

1. Menaksir nilai CBR secara empiris.
Pada tanah dasar rencana yang merupakan tanah dasar galian yang cukup dalam pengmbilan contoh tanah sebanyak yang diperlukan untuk pemeriksaan CBR sukar diperoleh.

2. CBR rencana rendaman.
Share:

OUR YOUTUBE CHANNEL

Join Our Fanpage

KUNJUNGI BLOG KAMI LAINNYA



Total Pageviews

Blogroll