Selamat datang di zona Atmadilaga

Mari berbagi informasi, pengalaman, dan wawasan, .
setetes tinta melahirkan jutaan inspirasi

24 February 2012

peta tematik

https://atmadilaga27.blogspot.com
Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan.

Peta tematik adalah peta yang memiliki tema tertentu, dilakukan dengan dengan memberi shading (pola tampilan) menurut tema yang diinginkan. Shading dapat berupa perubahan warna, pola, simbol atau keterangan berupa grafik statistik.

Pembuatan peta tematik merupakan salah satu cara yang ampuh untuk melakukan visualisasi dan analisis data. Terdapat beberapa metode pemetaan tematik yaitu:
  • · ranges of values 
  • · graduated symbols 
  • · dot density 
  • · individual values 
  • · bar and pie charts 
Adapun variasi dan pilihan dalam metode tersebut l:

· thematic mapping
· inflection point

PERENCANAAN PETA TEMATIK

Sebelum membuat peta tematik seharusnya diketahui elem-elemen yang membentuk peta tematik tersebut dan bagaimana menggabungkannya.

Variabel Tematik

Data yang ditampilkan pada peta tematik disebut variabel tematik dan dapat ditampilkan satu atau lebih variabel tematik. Metode ranges of valuse, graduated symbol , dot density dan individual values memanfaatkan satu variabel sedangkan dengan grafik batang atau lingkaran dapat memanfaatkan lebih dari satu varibael dalam waktu yang bersamaan. Variabel tematik dapat pula dalam bentuk ekperesi yang diturunkan dari data dalam table. Peta tematik dua variabel sebenarnya dapat diusahakan menggunakan simbol, misalnya warna untuk satu variabel dan ukuran untuk variabel yang lain.

Perolehan data

Data yang digunakan untuk membuat peta tematik dapat berasal dari table yang dijadikan peta dasar yang digunakan atau berasal dari table yang lain. Data yang verasal dari table yang lain dibawa ke dalam data di peta dasar dengan cara menghasilkan field temporer.


PETA INDIVIDUAL VALUE

Peta tematik dengan cara ini akan menampilkan point, line, boundary yang ditentukan berdasarkan nilai-nilai setiap rekord sevara individual. Jadi setiap nilai memiliki sendiri jenis warna maupun simbol.


Share:

Rute Busway D.K.I. Jakarta 2014

Buat yang pada hobi jalan-jalan nih, sekarang rute busway sudah bertambah beberapa jalur, Sekarang sudahada 15 jalur busway, So ini tentunya lebih memudahkan kita buat melakukan perjalanan di Ibu Kota.
Berikut rute jalur busway terbaru 2014

https://atmadilaga27.blogspot.com

kalo gambarnya kurang jelas, di Klik aj biar gede
Semoga peta jalur busway ini bermanfaat
Share:

20 February 2012

PENGUMUMAN REKRUTMEN PT PLN (Persero) DIRECT SHOPPING UI & PNJ_2012

Pengumuman Rekrutmen PT PLN (Persero) Direct Shopping UI dan PNJ
Lulusan S1/D4/D3 Tahun 2012
Penempatan di Seluruh Indonesia


1. Persyaratan :
Jenis Kelamin Laki-laki;
Status belum menikah dan bersedia tidak menikah selama menjalani Diklat Prajabatan;
Lulus S1/D4 atau D3 dari Universitas Indonesia dan PNJ dengan batas usia :
S1/D4 : Kelahiran 1986 dan sesudahnya
D3 : Kelahiran 1988 dan sesudahnya
IPK Teknik > 2,75, IPK Non Teknik > 3.00
Tinggi Badan > 155
Kaca mata < -4 (maksimal minus empat)


2. Mengisi data pendaftaran dan menyerahkan berkas lamaran WAJIB DATANG LANGSUNG ke CDC FT UI (Gedung Engineering Center Lantai 3 FT UI Depok). Pendaftaran dimulai tanggal 20 – 29 Februari 2012.

Senin - Jumat : Jam 09.00 - 16.00 WIB
Sabtu (25 Januari 2012) : Jam 09.00 - 15.00 WIB
Kelengkapan Berkas lamaran sebagai berikut :

a. Surat Lamaran yang ditujukan kepada PT PLN (Persero) c.q. Kepala Divisi Pengembangan SDM dan talenta;
b. Riwayat Hidup (CV);
c. Copy akte kelahiran (jika tidak ada, bisa disusulkan pada saat tes psikologi);
d. Copy Ijasah/keterangan lulus yang dilegalisir;
e. Copy transkrip nilai terakhir yang dilegalisir;
f. Copy KTP;
g. Pasfoto terbaru ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar ;
h. Bagi Pelamar dari lulusan program Lintas Jalur (D3 yang meneruskan S1), wajib melampirkan :
i. Transkrip nilai D3 yang dilegalisir
ii. Ijazah D3 yang dilegalisir

Selama proses seleksi, apabila ada ketidaksesuaian data, peserta dinyatakan GUGUR.

3. Pelamar hanya diperbolehkan memilih 1 (satu) posisi jabatan sesuai tingkat pendidikan dan program studi/bidang minat yang dimiliki.
4. Panggilan peserta dan lokasi tes akan diumumkan melalui website CDC FT UI (cdc.eng.ui.ac.id)
5. Tahapan Seleksi Meliputi:

a. Tes Psikologi lengkap dan diskusi kelompok;
b. Tes Kesehatan;
c. Wawancara;
d. Diklat Prajabatan.

LAIN-LAIN:

1. Peserta yang dinyatakan memenuhi syarat seleksi akhir akan diangkat sebagai Pegawai PT PLN (Persero) dengan tingkat / level jabatan sebagai berikut :
Tingkat D3 pada Grade Basic 2;
Tingkat S1/D4 pada Grade Specific 4.

2. Tidak ada korespondensi berkaitan dengan rekrutmen ini dan keputusan Tim Penerimaan Pegawai tidak dapat diganggu gugat.

3. Tidak dipungut biaya apapun dalam mengikuti seleksi yang diselenggarakan oleh PT PLN (Persero)

Posisi Jabatan yang dibuka untuk rekrutmen :

POSISI JABATAN

PROGRAM STUDI atau BIDANG MINAT atau KONSENTRASI

Tingkat S1/D4

1. ES (Assistant Engineer di bidang Sistem Tenaga Listrik

(Melaksanakan perencanaan, pengendalian sistem tenaga listrik, perhitungan analisa sistem tenaga steady state dan/atau memahami manajemen energi dan penggunaan ProSym)
  • Teknik Energi Listrik 
  • Teknik Listrik/Elektro Arus Kuat 
  • Teknik Tenaga Listrik 

2. ED (Assistant Engineer di bidang Distribusi Tenaga Listrik)

(Merencanakan, mengawasi, mengelola sistem jaringan distribusi, dan/atau mengoperasikan/memelihara instalasi distribusi)
  • Teknik Energi Listrik 
  • Teknik Listrik/Elektro Arus Kuat 
  • Teknik Tenaga Listrik 

3. EP (Assistant Engineer di bidang Pembangkit Tenaga Listrik)

(Merencanakan, mengawasi, mengelola pemeliharaan/pengoperasian unit pembangkit)
  • Teknik Energi Listrik 
  • Teknik Listrik/Elektro Arus Kuat 
  • Teknik Tenaga Listrik 
  • Teknik Mesin 
  • Teknik Konversi Energi 
  • Teknik Mesin Industri 
  • Teknik Mesin Otomotif 
  • Mekatronika 

4. PE (Assistant Engineer Konstruksi / Pemeliharaan di bidang Pembangkit, Gardu Induk, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik)

(Melaksanakan rancangan konsep design, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, gambar teknik, dan/atau menyusun project plan sesuai dengan bidang dalam pekerjaan konstruksi)
  • Teknik Energi Listrik 
  • Teknik Listrik/Elektro Arus Kuat 
  • Teknik Tenaga Listrik 
  • Teknik Mesin 
  • Teknik Konversi Energi 
  • Teknik Mesin Industri 
  • Teknik Sipil 
5. NG (Assistant Analyst di Bidang Niaga)

(Melaksanakan proses administrasi pelanggan, pelayanan pelanggan, dan/atau pemasaran dan penjualan tenaga listrik)
  • Teknik Industri 
  • Ekonomi Pembangunan 
  • Ilmu Ekonomi 
  • Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 
  • Keuangan 
  • Keuangan dan Perbankan 
  • Keuangan dan Perbankan Syariah 
  • Manajemen 
  • Manajemen Keuangan 
  • Manajemen Keuangan dan Perbankan 
  • Manajemen Keuangan dan Perpajakan 
  • Manajemen Pemasaran 
  • Pemasaran 
  • Studi Pembangunan 
  • Elektro Arus Kuat 
Tingkat D3

1. TDT (Junior Engineer di bidang Distribusi Tenaga Listrik)

(Merencanakan, mengawasi, mengelola sistem jaringan distribusi, dan/atau mengoperasikan/memelihara instalasi distribusi)
  • Teknik Energi Listrik 
  • Teknik Listrik/Elektro Arus Kuat 
  • Teknik Tenaga Listrik 
2. TPE (Junior Engineer Konstruksi / Pemeliharaan di bidang Pembangkit, Gardu Induk, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik)

(Melaksanakan rancangan konsep design, perhitungan teknik, detail design, spesifikasi teknik, gambar teknik, dan/atau menyusun project plan sesuai dengan bidang dalam pekerjaan konstruksi)
  • Teknik Energi Listrik 
  • Teknik Listrik/Elektro Arus Kuat 
  • Teknik Tenaga Listrik 
  • Teknik Mesin 
  • Teknik Konversi Energi 
  • Teknik Mesin Industri 
  • Teknik Sipil 
3. TSO (Junior Engineer di bidang Sistem Operasi Tenaga Listrik)

(Melaksanakan perencanaan, pengendalian sistem tenaga listrik, perhitungan analisa sistem tenaga steady state dan/atau memahami manajemen energi dan penggunaan ProSym)
  • Teknik Energi Listrik 
  • Teknik Listrik/Elektro Arus Kuat 
  • Teknik Tenaga Listrik 
4. TSC (Junior Engineer/Junior Operator di Bidang SCADA)

(Melaksanakan pekerjaan pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan peralatan SCADA dan sistem pendukungnya)
  • Elektronika dan Instrumentasi 
  • Teknik Elektro 
  • Teknik Elektro Industri 
  • Teknik Elektronika
  • Teknik Elektronika dan Telekomunikasi 
  • Radio Komputer 
  • Teknik Pengaturan 
  • Mekatronika 
5. TPL (Junior Engineer di bidang Pembangkit Tenaga Listrik)

(Merencanakan, mengawasi, mengelola pemeliharaan/pengoperasian unit pembangkit)
  • Teknik Mesin 
  • Teknik Mesin Industri 
  • Teknik Energi Listrik 
  • Teknik Listrik/Elektro Arus Kuat 
  • Teknik Tenaga Listrik 
  • Teknik Fisika 
  • Elektronika dan Instrumentasi 
  • Teknik Mesin Otomotif 
  • Teknik Konversi Energi 
  • Perawatan Mekanik 
  • Mekatronika 
6. PNG (Junior Analyst di bidang Niaga Tenaga Listrik)

(Melaksanakan proses administrasi pelanggan, pelayanan pelanggan, dan/atau pemasaran dan penjualan tenaga listrik)
  • Ekonomi Pembangunan 
  • Ilmu Ekonomi 
  • Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 
  • Keuangan 
  • Keuangan dan Perbankan 
  • Keuangan dan Perbankan Syariah 
  • Manajemen 
  • Manajemen Keuangan 
  • Manajemen Keuangan dan Perbankan 
  • Manajemen Keuangan dan Perpajakan 
  • Manajemen Pemasaran 
  • Pemasaran 
Share:

19 February 2012

Kurve “S” (Teknik Penyusunan/Pembuatan Kurva "S")


Kurve – S adalah suatu kurve yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian pada kurve–S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.
Dengan membandingkan kurve tersebut dengan kurve yang serupa yang disusun berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila terjadi  penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka pengendalian
proyek dengan memanfaatkan Kurve–S sering kali digunakan dalam pengendalian suatu proyek.
Pada Kurve–S, sumbu mendatar menunjukkan waktu kalender, dan sumbu vertikal menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam-orang atau persentase penyelesaian pekerjaan. Kurve yang berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek yaitu:

  • Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.
  • Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.
  • Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir.

§ Teknik penyusunan Kurve-S.

Proyek harus diselesaikan sesuai waktu/jadwal dan spesifikasi yang telah ditentukan dan biaya yang telah direncanakan bersama. Untuk hal ini diperlukan adanya prosedur untuk menentukan dan memakai sistem pencatatan dan mengikuti kemajuan proyek, biaya dan anggaran, perbedaan dari perkiraan
semula, jalannya kemajuan dan biaya, dan perkiraan pada waktu penyelesaian.

Contoh: Ambil suatu proyek dengan WBS (Work Breakdown Structure) dan keterangan-keterangan lainnya seperti terlihat pada tabel.12.1. Dari tabel 12.1 segera dibuat Net Work Diagramnya seperti terlihat pada
gambar. 12.1, dan selanjutnya dengan membuat Gantt Chart gambar.12.2 (Jadwal Pelaksanaan) yang disesuaikan dengan ketentuan pada tabel 12.1.


Kegiatan  Keterangan Waktu Bulan Biaya (Rp) Kegiatan yang Mendahului Ketentuan
A Pembersihan 3 30.000.000 H EST
B Satuan Drainage 6 60.000.000 H -
C Badan Jalan 2 10.000.000 H EST
D Kanal dan bangunan 5 100.000.000 H EST
E Pelapisan Jalan 2 20.000.000 C LST
F Penutupan Kanal 9 180.000.000 H LST
G Peralatan Pompa 4 80.000.000 A.B.D.E -
H Consult Engineering 2 80.000.000 - EST
I Project Management 12 120.000.000

Tabel 12.1.
Work Breakdown Structure

https://atmadilaga27.blogspot.com

https://atmadilaga27.blogspot.com

MISALNYA:
Pada akhir bulan ke 4 (GARIS MERAH) ini akan ditentukan status proyek tersebut dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dihitung semua Biaya Anggaran Pelaksanaan Pekerjaan (BAPP) yang besarnya sama dengan total Biaya Proyek yaitu:
2. Rp.(30.000.000,- + 60.000.000,- + 10.000.000,- + 100.000.000,- + 20.000.000,+ 180.000.000,- + 80.000.000,- + 80.000.000,- + 120.000.000,-) = Rp.680.000.000,-.
3. Hitung BAPP pada akhinya bulan ke 4 yaitu sebesar semua Biaya Anggaran Pelaksanaan yang terdapat sebelah kiri batas bulan ke 4. Sebesar: BAPP4 = Rp.(2/3x30.000.000,- + 2/6x60.000.000,- + 10.000.000,-+ 1/5x100.000.000,- + 1/9x180.000.000,- + 80.000.000,- + 4/12x120.000.000,-) = Rp.210.000.000,-.
Hitung Biaya Pelaksanaan Sebenarnya (BPS) pada akhir bula ke 4, yaitu semua Biaya Pelaksanaan yang terdapat di sebelah kiri batas bulan ke 4 seperti yang terdapat di Gambar.12.2, (Jadwal Pelaksanaan).
4. BPS dari kegiatan-kegiatan diambil dari Laporan-laporan Keuangan sampai dengan akhir bulan ke 4. Jadi BPS sampai akhir bulan ke 4 adalah BPS4: (...............)


BPS4 = Jumlah BPS kegiatan-kegiatan (A+B+H+I) =Rp.(20.000.000,-+20.000.000,-+80.000.000,-+40.000.000,-)= Rp.160.000.000.
Terlihat bahwa Biaya Pelaksanaan yang Sebenarnya (BPS4) adalah lebih kecil dari Biaya Anggaran Pelaksanaan Pekerjaan (BAPP) atau Rp.160.000.000,- lebih kecil dari pada Rp.210.000.000,-, sehingga dapat dianggap bahwa biaya pelaksanaan ada dibawah biaya yang dianggarkan. Hal ini bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya, karena Biaya Anggaran Pelaksanaan Sebenarnya (BAPS) harus dihitung sesuai pekerjaan yang telah selesai, seperti yang tertera digambar 12.2 yang diberi warna biru. Jadi BAPS adalah sebesar: 
BAPS4 = Jumlah BAPS kegiatan-kegiatan (A+B+H+I) =Rp.(2/3x30.000.000,-+1/6x60.000.000,- +80.000.000,-+4/12x120.000.000,-) = Rp.150.000.000,-. ( _______________ )
Perbedaan perhitungan-perhitungan diatas menentukan status:
Perbedaan Jadwal = BAPS4-BAPP4 = Rp.150.000.000,- - Rp.210.000.000,- = -Rp.60.000.000,-.
Hal ini berarti penyelesaian pekerjaan tidak mengikuti jadwal (Ketinggalan).
Perbedaan Biaya = BAPS4-BPS4
= Rp.150.000.000,- - Rp.160.000.000,- = - Rp.10.000.000,-. Hal ini berarti dalam pelaksanaan pekerjaan mengalami kekurangan biaya.
Grafik penggambaran keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 12.3. Untuk Perkiraan Biaya Penyelesaian Proyek (PBPP) berdasarkan keadaan pada akhir bulan ke 4 maka dapat dihitung sebagai berikut:
PBPP = BPS/BAPS x Jumlah Anggaran (BAPP) = Rp.160.000.000,-/Rp.150.000.000,- x Rp.680.000.000,- = Rp.725.333.336,- 
Hal ini berarti bahwa Biaya Proyek akan kekurangan sebesar:
Rp.680.000.000,- - Rp.725.333.336,- = -Rp.45.333.336,-. 
Berarti biaya proyek keseluruhannya akan lebih tinggi sebesar :
Rp.45.333.336,-/Rp.680.000.000,- x 100% = 6% dari yang dianggarkan.
Untuk Perkiraan Tanggal Penyelesaian Proyek (PTPP) dihitung sebagai berikut:
Indek Jadwal (I J) = BAPS.4/BAPP4 = Rp.150.000.000,-/Rp.210.000.000,- = 0,7143.
PTPP = SISA WAKTU/I J + Waktu Pelaksanaan = = (12-4) bulan/0,7143 + 4 bulan = 15,2 bulan (15 bulan + 6 hari).

https://atmadilaga27.blogspot.com

Untuk menghitung Capaian penyelesaian proyek pada akhir bulan ke 4 adalah sebagai berikut.
Capaian penyelesaian proyek sesuai jadwal adalah:
= BAPP (pada akhir bulan ke 4)/Jumlah Anggaran x 100% = RP.210.000.000,-/RP.680.000.000,- x 100% = 30,9%.
Capaian sebenarnya di site adalah:
= BAPS (pada akhir bulan ke 4)/Jumlah anggaran x 100 % = Rp.150.000.000,-/Rp.680.000.000,- x 100% = 22%.
Proyek mengalami keterlambatan progres sebesar =30,9% - 22% = 8,9%


Share:

Teknik penyusunan Jaringan Kerja / Network Planning


Pada dasarnya network planning adalah suatu cara penggambaran kegiatan proyek dalam bentuk simbol-simbol network.
Simbol-simbol yang digunakan adalah:
1) Event (Kejadian= Peristiwa=Saat).
https://atmadilaga27.blogspot.com
Event adalah saat dimulainya atau berakhirnya suatu kegiatan. Simbul yang digunakan biasanya berupa lingkaran atau ellips. Ruangan sebelah kiri digunakan untuk memberi identitas dari event itu, biasanya berupa bilangan (tak berdimensi).

Ruangan kanan digunakan kapan terjadinya kejadian itu, bagian kanan atas menunjukkan kapan paling cepat saat itu terjadi (EET=Earliest Event Time) dan kanan bawah menunjukkan paling lambat saat itu boleh terjadi (LET=Latest Event time). Setiap kegiatan selalu dimulai oleh sebuah event (disebut Start event atau saat dimulai) dan berakhir pada event lain (disebut finísh event atau saat selesai). Event tidak membutuhkan waktu.

2) Kegiatan (Activity).



Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan adalah anak panah. Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat berakhirnya. Karena network merupakan
rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatu jaringan kerja harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:

  • Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat dimulai?
  • Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?
https://atmadilaga27.blogspot.com

3) Dummy Activity (Kegiatan Semu)


Kegiatan semu (dummy activity) dalam network planning digunakan simbul anak panah yang terputus-putus. Adanya kegiatan semu bisa terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1. Setiap kegiatan harus mempunyai identitas tersendiri yang dinyatakan oleh nomor start event dan nomor finish event

https://atmadilaga27.blogspot.com

Karena itu diperlukan ” Dammy”, gambar diatas dirobah menjadi sebagai berikut:
Dummy adalah: suatu kegiatan yang tidak memerlukan sumberdaya dan tanpa dimensi waktu.

https://atmadilaga27.blogspot.com
Kegiatan B identitasnya 2-4
Kegiatan C identitasnya 2-5
Kegiatan D identitasnya 4-5

b) Misalnya hubungan (relationship) antar kigiatan adalah sebagai berikut:
Kegiatan B baru bisa dimulai setelah kegiatan A selesai, sedangkan kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A dan C selesai. 
Untuk menggambarkan relationship seperti tersebut diperlukan dummy

https://atmadilaga27.blogspot.com

4) Prosedur.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan perencanaan dengan network adalah sbb:
  • Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai dan kapan harus diakhiri.
  • Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif. Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya.
  • Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap kalau penunjangnya belum terpasang).
  • Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain.
  • Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.
  • Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
  • Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan berakhir pada suatu event lain (saat selesai atau finish event). Hubungan ini bisa digambarkan sebagai berikut:
Misalnya : Kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A, B dan C selesai.
Simbol:
https://atmadilaga27.blogspot.com

5. Waktu

Untuk dapat menghitung jangka waktu proyek (Total Project time) serta semua event time, terlebih dahulu harus diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan (activity duration).





https://atmadilaga27.blogspot.com


EET = Earlist Event Time (saat paling cepat terjadi)
LET = Latest Event Time (saat paling lambat terjadi)
X(1-2) = Jenis kegiatan.
D(1-2) = Duration (waktu pelaksanaan)
EET2 = EET1 + X (1-2). LET1 = LET2 – D (1-2).
EST = Earlist Start Time (waktu tercepat kegiatan dapat dimulai).
LST = Lastest Start Time (waktu paling lambat kegiatan masih dapat dimulai).
EST = EET1 (EET1 + D (1-2) = EET2).
LST = LET1 + D (1-2) ≤ LET2.

6) Lintasan Kritis = Waktu Kritis.

Lintasan kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu pelaksanaan didalam suatu event yang tidak boleh dilampaui dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan. Apabila waktu pada salah satu event didalam rangkaian lintasan kritis tersebut ada yang terlampaui maka penyelesaian proyek tersebut dapat dipastikan mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan, oleh karena itu pada lintasan kritis ini perlu perhatian dan pengawasan yang ekstra ketat. 
Lintasan kritis terjadi pada suatu event yang mempunyai: EET=LET.

EET (Saat paling cepat terjadi):
https://atmadilaga27.blogspot.com
o Mulai dari event yang pertama kearah kanan menuju event yang terakhir.
o Dengan cara penjumlahan.
o Apabila EET dari satu event tergantung oleh lebih dari satu kegiatan maka yang menentukan adalah hasil penjumlahan yang terbesar.

LET (Saat paling lambat terjadi).
https://atmadilaga27.blogspot.com

o Mulai dari event yang terakhir kearah kiri menuju event yang pertama dengan cara pengurangan.
o Apabila LET dari suatu event tergantung pada lebih dari satu kegiatan, maka yang menentukan adalah hasil pengurangan yang terkecil.

7) Float (Slack) Time atau Waktu Mengambang.
Total Float = LET2 – EET1 – D (1-2).
Free Float = EET2 – EET1 – D (1-2).


Share:

PENGENDALIAN PROYEK

DIFINISI PENGENDALIAN PROYEK :

https://atmadilaga27.blogspot.com
Suatu kegiatan pengawasan/Monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan waktu serta evaluasi atau pengambilan langkah-langkah yang diperlukan pada saat pelaksanaan, agar proyek dapat selesai sesuai dengan yang direncanakan .

Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan atau lazim disebut monitoring (Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya) suatu media atau alat yang mampu merangkum informasi-informasi secara tepat dan cepat dapat diketahui. Umumnya pengendalian tersebut dipakai media jaringan kerja, curve S, formulir disamping Kontrak (spesifikasi Teknis, Gambar dll). Media komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan tentang kondisi kemajuan proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang diambil oleh yang berwenang.

Pengendalian Proyek dilaksanakan secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Pengendalian Mutu.
2. Pengendalian Waktu
3. Pengendalian Biaya.

I. PENGENDALIAN MUTU

Adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak.

Alat Pengendali Mutu Proyek yang harus dikuasai oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut:

1) Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS).
2) Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS).
3) Gambar Kerja.
4) Hasil Tes bahan dari Laboratorium.
5) Peraturan-peraturan pemerintah.
6) Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti yang tercantum dalam kontrak

Setiap Pengawas harus menguasai RKS/ Spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan dilaksanakan maupun Metode pelaksanaan, gambar kerja, pembacaan hasil tes Laboratoriun serta peraturan-peraturan yang harus diikuti.

II. PENGENDALIAN WAKTU PROYEK

Suatu rencana monitoring harus merangkum masalah-masalah yang secara aktif selalu diamati, dicatat dan dilaporkan selama berlangsungnya pelaksanaan.

Pada umumnya ada dua alat monitoring yang biasa digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu: Jaringan Kerja (network planning).

§ Pengendalian Waktu dengan Jaringan Kerja (Network Planning) Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang menuju suatu sasaran tertentu, membutuhkan sarana dan waktu yang terbatas. Bagi Supervisi (pengawas) pekerjaan pertama-tama adalah memahami rencana urutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pekerjaan yang sudah dibuat oleh kontraktor, sedemikian rupa sehingga proyek bisa terlaksana sesuai dengan rancangannya (desain), dalam waktu yang telah ditetapkan, mutu sesuai standar dan biaya yang sudah direncanakan. Pada saat pelaksanaan perlu dilakukan pengendalian atau pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek tersebut, salah satu alat pengendali tersebut adala jaringan kerja (network planning)

a) Peran Jaringan Kerja dalam pelaksanaan.
Network planning diciptakan sebagai alat perencanaan sekaligus pengendalian suatu pekerjaan dilapangan. Walaupun ada dua versi Network Planning yaitu PERT dan CPM, dalam kesempatan ini hanya akan dibicarakan CPM.

Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya belum pernah dilakukan (non-repetitif) atau proyek riset, sedangkan Critical Path Method (CPM) cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya sudah pernah dilakukan sehingga sifat dari kegiatan itu sudah diketahui dengan pasti.

Perencanaan dan pengendalian dengan CPM ditujukan untuk bisa melaksanaakan pekerjaan sesuai dengan rancangan dalam waktu yang telah ditentukan dan dengan biaya yang seekonomis mungkin. Untuk itu perlu kita ketahui komponen-komponen apa saja yang menentukan berhasilnya suatu proyek.

Terdapat lima faktor yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Waktu.
2. Kegiatan.(Activity)
3. Sarana (mesin-mesin, tenaga kerja, alat-alat dsb)
4. Biaya (material, tenaga kerja, spare parts, bahan-bahan pembantu,dsb)
5. Manajemen Proyek.

CPM sebagai alat pengendali dan pengawasan, ternyata secara serentak dapat mengelola waktu kegiatan, sarana dan biaya dalam suatu perencanaan yang terpadu (intergrated planning). Jaringan kerja menggambarkan keseluruhan kegiatan-kegiatan Pengendalian Proyek proyek kedalam simbol-simbol jaringan kegiatan, oleh karenanya teknik ini juga disebut perencanaan jaringan kerja (network planning).

Dengan adanya perencanaan ini maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Pada setiap saat diketahui kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan,berapa dana yang harus disediakan, berapa tenaga kerja yang harus ada dan dengan keahlian apa, jenis-jenis mesin dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Apakah mungkin dilakukan perataan penggunaan tenaga kerja, peralatan atau biaya.
3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang harus diawasi secara intensif supaya proyek dapat selesai tepat pada waktunya.
4. Kegiatan-kegiatan mana saja yang harus dipercepat, kalau proyek akan diselesaikan lebih cepat dari rencana semula, sekaligus berapa biaya percepatannya, demikian pula bila proyek akan diperpanjang waktunya.
5. Dapat pula diketahui waktu yang diizinkan untuk suatu kegiatan tertentu yang boleh terlambat atau tertunda, (float time activity) tanpa memperlambat selesainya proyek.

Agar manfaat teknik CPM ini dapat maksimal maka proyek harus bersifat sebagai berikut:

1. Harus terdiri dari kumpulan-kumpulan kegiatan yang masing-masing diketahui datanya dengan pasti (berapa lama kegiatan itu, peralatan apa saja yang dibutuhkan, material yang diperlukan dan sebagainya).
2. Masing-masing kegiatan harus jelas dan terpisah dengan kegiatan lain.
3. Urut-urutan kegiatan harus sudah diketahui.
4. Setiap kegiatan yang telah dimulai harus berjalan, sampai selesainya kegiatan itu.

III. PENGENDALIAN BIAYA PROYEK.

PENJELASAN UMUM

Pengendalian biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian dimaksudkan agar pengawas mengetahuidan mengendalikan agar biaya Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan.

Hal-hal yang harus` diketehui oleh Pengawas adalah sebagai berikut.
1. Sumber Dana Proyek.
2. Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan (kontrak) sesuai dengan yang direncanakan.
3. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak lokal.
4. Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill of Quantity.
5. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak Internasional.
6. Pengendalian biaya atas rencana disburse / penyerapan dalam kontrak.

a. Pengawas harus mengetahui pembobotan masing-masing item pekerjaan dalam suatu pekerjaan.
b. Dengan pembobotan pekerjaan tersebut diharapkan pengawas dapat mengetahui prosentase dari masing-masing item pekerjaan yang telah diselesaikan
c. Dengan mengetahui prosentase item pekerjaan yang telah diselesaikan, maka diharapkan pengawas dapat mengetahui jumlah biaya yang harus dibayarkan dalam setiap progres pekerjaan apakah sesuai dengan yang diharapkan.


Pengawas harus mengetahui tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang harus dilakukan sesuai dengan tahapan pembayaran yang ada dalam kontrak lokal.

Contoh Tahapan pembayaran kontrak lokal:

1. Tahapan pembayaran kontrak lokal berdasarkan kemajuan fisik dilapangan.
  1. Pembayaran Tahap Pertama sebesar 30% (tiga puluh persen) dari Nilai kontrak apabila Fisik pekerjaan telah mencapai 40% (empat puluh persen)
  2. Pembayaran Tahap Kedua sebesar 30%(tiga puluh persen) dari Nilai kontrak dilakukan apabila Fisik pekerjaan telah mencapai 70% (tujuh puluh persen)
  3. Pembayaran Tahap Ketiga sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari Nilai kontrak dilakukan apabila Fisik pekerjaan telah mencapai 100% (seratus persen) dan setelah Serah Terima Pekerjaan yang Pertama Kali
  4. Pembayaran Tahap Keempat sebesar 5% (lima persen) dari Nilai kontrak dilakukan setelah Masa Pemeliharaan Tahap I berakhir dan Serah Terima Pekerjaan yang Kedua.
mengetahui beberapa jenis Kontrak antara lain :

a) Jenis Kontrak
Seperti kita ketahui bahwa setiap kontrak selalu dicantumkan jenis kontrak pelaksanaan pekerjaan sebagai bahan pengendalian biaya. Contoh jenis kontrak yang sering digunakan saat ini adalah :

i. Lump Sum Price
ii. Unit Price
iii. Gabungan Lump Sum Price dan Unit Price

i. Kontrak Lump Sum Price merupakan kontrak Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dan tetap sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.

ii. Kontrak Unit Price merupakan kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur kembali sesuai dengan yang dilaksanakan


Ada 5 faktor yang perlu diperhatikan dalam memngendalikan biaya proyek, terutama dalam hal pelaksanaan proyek yaitu:
  1.  Mengetahui jenis kontrak yang akan dilaksanakan (Kontrak Lump sum Price/Kontrak Unit Price dll).
  2. Mengetahui batasan prosentase pekerjaan tambah yang diizinkan sesuai yang tercantum dalam kontrak (misalnya ≤ 10% dari nilai kontrak).
  3. Mengetahui cara perhitungan pembobotan masing-masing item pekerjaan.
  4. Mengetahui cara mengukur/menghitung volume pekerjaan yang telah dilaksanakan dilapangan dibandingkan dengan biaya pelaksanaan yang telah dilkeluarkan (Kurve “ S”)
  5. Cash Flow Proyek (Lap keuangan yg menggambarkan arus kas masuk dan keluar selama proyek berjalan).

Share:

16 February 2012

Pengolahan Data Sondir



Pengolahan data sondir diperlukan bagi kepentingan interprestasi desain untuk pondasi tower (atau pole) transmisi. Data yang dibutuhkan dari lapangan adalah berupa raw data, yang memuat hasil bacaan manometer tiap interval kedalaman per 20 cm sampai kedalaman akhir konus, yaitu bacaan yang pertama berupa perlawanan konus (qc) dan bacaan kedua berupa perlawanan geser (qc+fs). Nomor ID konus yang digunakan, kedalamanan muka air tanah, pelaksana/penanggung jawab pencatatan/pembacaan manometer, tanggal penyelidikan, lokasi (sawah/ladang/rawa), prediksi muka banjir (jika ada), Nama proyek, Nomor lokasi (nomor tower), dll.

Hasil pengolahan berbentuk tabel perhitungan dan grafik sondir, yang memuat informasi berikut :
qc (perlawanan konus, atau daya dukung);
fs (perlawanan geser);
rf (angka banding geser, atau friction ratio);
Tf (geseran total)

Perhitungan dan penggambaran grafik sondir ini dilakukan dengan menggunakan komputer yang memakai software dari Microsoft Excel atau program software yang khusus untuk pengolahan data CPT (Cone Penetration Test).

https://atmadilaga27.blogspot.com

Data hasil pengukuran adalah cell yang berwarna kuning, dan rumus yang terpakai adalah sebagai berikut :



Dari tabel diatas terlihat bahwa Variabel Dc, Ds dan Ls adalah dimensi konus yang dipakai pada penyelidikan ini, variabel ini akan dihitung sebagai koreksi alat konus.

Dari tabel diatas kita akan memindahkan kedalam bentuk grafik yang disebut juga Grafik sondir.

https://atmadilaga27.blogspot.com

Pada tabel perhitungan sondir, terdapat kolom estimasi jenis tanah, jenis tanah yang diprediksikan adalah berdasarkan angka friction ratio, Rf. Pengklasifikasian ini bermacam-macam tergantung dari hasil penyelidikan tanah yang dilakukan beberapa ahli geoteknik. Penggunaan klasifikasi ini diserahkan kepada pembaca blog yang tercinta.

https://atmadilaga27.blogspot.com



https://atmadilaga27.blogspot.com

https://atmadilaga27.blogspot.com



https://atmadilaga27.blogspot.com

Dari hasil penyondiran , jenis tanah Sand (pasir) dapat diketahui dari nilai qc yang tinggi dan Rf yang kecil, sebaliknay untuk Clay (lempung) qc-nya kecil dan Rf-nya tinggi.

Walau kelompok jenis tanah cukup banyak, namun penulis hanya mengelompokkan kedalam 2 kelompok besar saja yaitu sand atau clay , semoga maklum adanya.
Share:

Penyelidikan tanah dilapangan dengan uji Sondir

Penyelidikan tanah dibutuhkan untuk keperluan desain pondasi TL. Yang sering digunakan adalah dengan metode sondir. Mengingat bahwa umumnya rute jalur transmisi sangat panjang dan lokasinya seperti persawahan dan perbukitan dan jauh dari jalan yang bisa diakses dengan kendaraan roda empat, , untuk gampangnya dipakai mesin sondir ringan, yaitu dengan kapasitas sondir 2.5 ton. Dan alat sondir ini mudah diangkut dengan kendaraan kecil (pick up) dengan bak terbuka dan dibawa ke lokasi penyondiran dengan tenaga manusia. Tim sondir biasanya terdiri dari 5 orang.

https://atmadilaga27.blogspot.com


Standar umum yang digunakan dalam penyelidikan tanah ini adalah :
ASTM D3441 – 05 Standard Test Method for Mechanical Cone Penetration Tests of Soil
Penyondiran dilakukan secara manual (mechanic hydraulic) pada titik tempat dimana pondasi akan dibangun. Untuk kepentingan penyelidikan tanah , penyondiran dilakukan pada setiap titik di areal tapak tower (tower area) biasanya 1 lokasi dititik pusat(tengah)nya. Jika tiang transmisi menggunakan tower, ada 4 kaki (leg) dan tiap leg akan dibuat pondasi, maka dilakukan sondir pada tiap tengah kaki-kaki tower tersebut atau di titik pusat telapak (foot) pondasi tersebut, demi keakuratan dalam proses desainnya.

Jumlah dan lokasi titik yang disondir tidak ada aturan pasti, yang jelas pada tiap lokasi tower atau pole, minimal diambil satu hasil penyelidikan sondir. Urusan beginian diserahkan kepada Geotechnic Engineer berdasarkan Engineering Judgement yang dimilikinya. Filosofi dalam hasil investigasi adalah tiap titik lokasi penyelidikan selalu berbeda daya dukungnya. Dari pengalaman kami kecepatan progress pelaksanaan sondir di TL (transmission line) adalah 2-4 lokasi tower perhari dengan 1 titik per lokasi tower.

Alat sondir memiliki alat ukur 2 buah manometer, dengan skala berbeda dan ukuran diameter manometer itu juga berbeda. Manometer berguna mengukur gaya tekan, skala satuannya bermacam-macam (seperti kg atau ton, atau kg/cm2 ). Untuk sondir ringan manometer yang dipakai adalah untuk ukuran 0-50 kg/cm2 dan 0-250 kg/cm2. Manometer yang dipakai selalu dikalibrasi dan bersertifikasi sebelum dipergunakan. Secara reguler manometer dikalibrasi (kami melakukannya per semester atau sebelum dipergunakan secara efektif di proyek TL, sedangkan SNI mensyaratkan minimal 1 kali dalam periode 3 tahun).
https://atmadilaga27.blogspot.com
https://atmadilaga27.blogspot.com

Batang sondir (rod) dipergunakan untuk menyondir secara vertikal hingga kedalaman tanah 25 m dari permukaan tanah, atau kira2 ada 25 batang yang lurus (vertically) ( panjang 1 btg = 1 m) yang lurus. Umumnya dari supplier jumlah batang hanya disediakan 20 buah saja, perlu diorder kembali untuk keperluan pengukuran yang lebih dalam dan cadangan sewaktu-waktu hilang atau rusak/bengkok. Dan tipe konus (cone) yang selalu dipakai adalah hanya dual-cone atau bikonus (lihat gambar). Untuk pelumas alat sondir perlu diperhatikan bahwa oli yang dipakai adalah dengan tingkat kekentalan (vikositas) khusus, yaitu SAE-10, dan jarang didapatkan disekitar lokasi, maka perlu disediakan dengan jumlah yang cukup selama perawatan dan pemakaian.

…..

Satu hal yang sering terjadi, dimana pengguna (end user) jarang memperhatikan bahwa ukuran konus tidak sesuai dengan standar baik ASTM ataupun SNI dikarenakan fabrikator alat yang tidak konsisten. Bila ukuran konus tidak sesuai maka dalam perhitungan sondir akan dibuat angka koreksi konus, atau dikenal dengan sebutan koreksi alat. Bila deviasi dimensi konus ini sangat besar dari persyaratan standar, maka konus tidak boleh digunakan!!! Bila digunakan jumlah yang banyak dari perlatan sondir maka tiap konus diberikan nomor pengenalnya atau ID (identifikasi), agar perhitungan sondir sesuai dengan pendataan.

Dalam pelaksanaan sondir pada proyek TL sesuai spesifikasi (technical requirement), kedalaman penyelidikan dibatasi maksimum 25 m atau konus telah mencapai 20o kg/cm2 (penekanan sebanyak 3 x berturut-turut) atau yg umum kami gunakan dibatasi sampai angka 150 kg/cm2 atau mencapai kedalaman 20 meter, tergantung mana dulu yang tercapai apakah gaya tekan konus atau kedalaman maksimumnya.

Dalam prakteknya, bila lapisan tanah tidak dapat ditembus pada kedalaman yang dangkal 1-3m, atau angka penetrasi konus maksimum tercapai, dan bila diasumsikan menyentuh lapisan batuan/ bongkahan batu, maka dilakukan penyondiran ulang dititik lain didekatnya sekitar 2m lebih dari titik sebelumnya.

Penyelidikan sondir harus dilakukan dilokasi pembuatan pondasi tower/pole. Karena SATU kali penyondiran untuk mewakili beberapa lokasi tower haram dilakukan. Celakanya lagi jika ada anggapan bahwa dalam satu wilayah RT/RW, kondisi lapisan tanah serupa, seperti kata bang haji,”TERLAAALU..!”.

Penyelidikan sondir adalah secara tegak lurus (vertical), miring/bersudut gak diperbolehkan, apalagi horizontal (emangnya mau buat terowongan apa?!).

Data sondir yang dibutuhkan selain dari angka perlawanan konus dan gaya gesernya adalah penentuan kedalaman air tanah (ground water level) yang diindikasikan basahnya batang sondir/pipa sondir pada kedalam tertentu selama pengujian. Hal ini bisa juga diperoleh dari survei sumur penduduk sekitarnya jika memungkinkan. Kedalaman muka air tanah biasanya juga berbeda antara musim kering atau hujan. Kondisi lokasi juga perlu diperhatikan apakah, daerah tapak tower terendam dalam keadaan banjir (musim hujan, apakah ada banjir tahunan atau pada periode tertentu, seperti disawah atau rawa misalnya). Proyeksi ketinggian banjir juga sedapat mungkin diketahui dan dicantumkan dalam laporan penyelidikan.

Dalam peyondiran informasi penting adalah lokasi tower/pole, tiap lokasi tapak tower ditandai dengan marka dari beton yang berisikan nomor lokasi atau nomor tower, letak marka ini adalah sebagai center peg (CP) dan jangan sampai dipindahkan dari tempatnya atau terganggu oleh peralatan dan pekerja (karena bila ketahuan surveyor jalur, bisa dimarahin habis-habisan). Pantangan penyondiran jangan dilakukan pada titik daerah dimana terdapat jalur pipa listrik, gas atau air, karena berbahaya bagi keselamatan pekerja dan konstruksi eksisting, atau daerah pemakaman (karena pasti ada komplain dari dunia lain), hati-hati untuk lokasi yang ada semburan gas alam (natural gases) seperti methan, situs purbakala, dll. Dan jangan pula mengharapkan dari hasil penyondiran akan ditemukan ladang sumur minyak yang baru, keterlaluan itu namanya.
Share:

OUR YOUTUBE CHANNEL

Join Our Fanpage

KUNJUNGI BLOG KAMI LAINNYA



Total Pageviews

Blogroll