Selamat datang di zona Atmadilaga

Mari berbagi informasi, pengalaman, dan wawasan, .
setetes tinta melahirkan jutaan inspirasi

08 October 2018

PENGAWASANN K3 INSTALASI PROTEKSI PETIR

BAHAYA SAMBARAN PETIR
Petir adalah pelepasan muatan listrik dari awan kea wan atau dari awan ke bumi dengan sasaran adalah objek paling tinggi. Besarnya arus petir adalah berkisar 5000 – 10.000 Ampere dan panas mencapai 30.000o C, sehingga dampak yang terjadi pada objek yang tersambar petir adalah kerusakan mekanis, terbakar atau kerusakan karena fluktuasi arus dan tegangan petir.
Bahaya terbesar bagi manusia dan binatang serta objek lainnya kebanyakan ditimbulkan oleh sambaran kilat tidak langsung;

https://atmadilaga27.blogspot.com
  1. Kilat yang menyambar gedung atau pohon dapat mengambil jalan parallel melalui orang yang berdiri dekat dengan objek yang disambar.
  2. Kuat medan listrik dari sambaran kilat yang dekat dengan seseorang dapat menginduksikan arus di dalam badannya yang dapat menyebabkan kematiannya
  3. Kilat yang sedang berhubungan dengan tanah dapat menimbulkan gradient potensial pada seluruh permukaan tanah disekitarnya dengan arah melalui titik sambaran.


https://atmadilaga27.blogspot.com
Untuk mengantisipasi resiko  bilamana petir berada dekat rumah kita, perlu  membuat sistim penangkal petir (grounding system) di rumah kita. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko kita dari sambaran petir dan juga    barang barang elektronik  dari arus lebih yang diakibatkan oleh petir yang mengenai sekeliling rumah atau bangunan tempat kita tinggal. Namun, pemasangan instalasi ptoteksi Petir Juga harus mengikuti persyaratan standar. Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya.

KONSEP PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR

1. PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

Sistem Franklin
Terdiri dari komponen-komponen : - Alat penerima logam tembaga ( logam bulat panjang runcing ) - Kawat penyalur dari tembaga - Pertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah basah. - Sistem perlindungan dengan bentuk sudut ± 45.

https://atmadilaga27.blogspot.com

Sangkar Farady Terdiri dari komponen : - Alat penerima kawat mendatar - Kawat dari tembaga - Pertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah yang basah. Perlindungan bangunan jarak antar kawat mendatar tidak melebihi 20 m pada titik-titik yang tertentu diberi ujung vertikal ½ M.
Radio Aktif
Terdiri dari komponen : a. Elektrode Udara disekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat pancaran partikel alpa dari isotop ( americum 241 ). Elektrode akan terus menerus menciptakan arus ion ( Min. 10 8 ion/det. ). b. Coaxial cabel Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan listrik petir yang menuju tanah maka coaxial cabel dibungkus pipa isolasi. Metode tahanan langsung dari muatan listrik petir ke dalam tanah menyebabkan seluruh unit mempunyai potensial yang sama dengan bumi. Sehingga benda-benda yang berada disekitar system akan aman. c. Pentanahan Perlu test lokasi geografis dari pentanahan à 5 ohm. Tahanan bumi max. Yang terbaik untuk system ini = 5 ohm. Saat petir mengenai electroda maka muatan negatif akan menetralkan muatan. Sistem à cocok untuk bangunan tinggi dan besar Pemasangan tidak perlu dibuat karena sistem payung yang digunakan dapat melindunginya. Bentangan cukup besar à satu bangunan cukup satu tempat penagkal petir Sistem pemasangan dibuat memanjang sehingga jangkauannya lebih luas dari sistem Franklin à Biaya sedikit mahal, menggangu keindahan.

https://atmadilaga27.blogspot.com

2.  PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG
Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

SYARAT-SYARAT PEMASANGAN PENGHANTAR   PENURUNAN
  1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
  2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
  3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
  4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam bangunan.
  5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon, menonjol.
  6. Memudahkan pemeriksaan.
  7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung secara elektris.
  8. Dipasang minimal 2 penurunan.
  9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar maximal 5 meter.

https://atmadilaga27.blogspot.com

BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
  1. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 dan Tebal minimal 2 mm.
  2. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa logam yang baik.
  3. Khusus tulang beton harus memnuhi :
    • Sudah direncanakan untuk itu
    • Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah tanah.
    • Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom beton bagian luar.
  4. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
  5. Jarak antar penghantar 
    • Tinggi < 25 m           max. 20 m
    • Tinggi 25 – 50 m      max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
    • Tinggi > 50 m         max 10 meter.

SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN

  1. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
  2. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan 
    • Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang (direncanakan).
    • Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
    • Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi secara mendatar.
    • Pelat logam yang ditanam.
    • Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi sesuai standar)
  3. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
  4. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan dengan elektroda kelompok.
  5. Terdapat sambungan ukur.
  6. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
    • Masing-masing penghantar penurunan harus disambung dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan pembumian bersama memenuhi syarat.
    • Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya) yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan pembumian memenuhi syarat.
  7. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi penyalur petir.

BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA


  1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam daerah perlindungan.
  2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang penyalur tegangan lebih.
  3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur tegangan lebih.
  4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir sedemikian menghindari percikan bunga api.
  5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir.
  6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.

CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M


  1. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong tidak boleh dianggap dapat melindung bangunan yang berada disekitarnya.
  2. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas pinggir cerobong.
  3. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
  4. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu sama lain.
  5. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung dengan penerima.

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
  1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
  2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
    • Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
    • Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau instalasi)
    • Secara berkala setiap dua tahun sekali.
    • Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
  3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3 Inspeksi.
  4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
Dalam pemeriksaan dan pengujian  hal yang perlu diperhatikan :
  1. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat menimbulkan karat.
  2. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima, penghantar 
  3. Sambungan-sambungan
  4. Tahanan pembumian dari masing-masing elektroda maupun elektorda kelompok.
  5. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
  6. Tahanan pembumian dari seluruh sistem pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
  7. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
Refferensi :
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
    tentang instalasi penyalur petir
    Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
    bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
    Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
    bahaya sambaran tidak langsunglangsung

Share:

28 September 2018

Tips Mudah Menghilangkan Bau Cat Dalam Ruangan dengan irisan bawang bombay


Baru renovasi rumah? baru memperbaharui warna rumah? Atau baru baru beli rumah baru? Bau cat mengganggu?? Bau cat lama hilang? Sebenarnya kita punya bahan penyerap aroma / bau cat yang biasanya sering ada di dapur rumah kita.

Inilah Cara Mudah Menghilangkan Bau Cat Dalam Ruangan. Saat kita merenovasi dan mengecat dinding rumah, bau cat nya terkadang lama tidak hilang. Terutama jika ruangan tidak memiliki jendela. Untuk menghilangkan bau cat dalam ruangan, ternyata caranya sangat mudah dan cepat. Potong bawang bombay setengah lalu letakkan di piring dengan posisi potongan menghadap atas. Ganti bawang setiap hari sampai bau benar-benar hilang. Proses ini kurang lebih memakan waktu selama 3-5 hari. Mudah bukan?  Selamat mencoba yah…..

Share:

Pengujian Permeabilitas

permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal
Permeabilitas suatu tanah bisa didapat dari pengujian laboratorium atau pun pengujian di lapangan.

Pengujian Laboratorium
Untuk menentukan koefisien permeabilitas :
a. Pengujian tinggi energy tetap (Constant head)
b. Pengujian tinggi energy turun (Falling head)
c. Penelitian secara tidak langsung dari pengujian konsolidasi
d. Pengujian kapiler horizontal

Constant Head Permeameter
Cocok untuk tanah granuler
Data pengamatan yang dicatat : V, t, h, A, L
https://atmadilaga27.blogspot.com

Falling Head Permeameter
Cocok untuk tanah berbutir halus
Data pengamatan yang dicatat :
T, h1, h2, A, L

https://atmadilaga27.blogspot.com

Penentuan koefisien permeabilitas dari pengujian konsolidasi

https://atmadilaga27.blogspot.com


Untuk tanah lempung dengan k = 10-6 – 10-9 cm/s
Prinsip FHP
A besar
L kecil
h besar



Pengujian kapiler Horizontal

https://atmadilaga27.blogspot.com




Pengujian permeabilitas lapangan

-Sumur Uji

https://atmadilaga27.blogspot.com
Untuk lebih detail mengenai perhitungannya silakan download pada Link ini:



Klik disini!!!
Share:

14 August 2018

Pengetahuan Gempa

GEMPA
Jenis Gempa berdasar penyebabnya

Gempa tectonic

Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa lempeng tektonik bumi kita ini terus bergerak. Ada yang saling mendorong, saling menjauh, atau saling menggelangsar. Karena tepian lempeng tektonik ini tidak rata, jika bergesekan maka timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energi goncangan.

https://atmadilaga27.blogspot.com https://atmadilaga27.blogspot.com https://atmadilaga27.blogspot.com

Gempa vulkanik

terjadi akibat meningkatnya aktivitas gunung berapi, yang disebabkan oleh naiknya magma dari bawah gunung tersebut ke permukaan. Cairan magma ini mendesak batuan-batuan di atasnya, sehingga menyebabkan goncangan dan apabila tekanannya cukup besar berpotensi menimbulkan letusan.

https://atmadilaga27.blogspot.com

Gelombang Seismik(Seismic Wave)

Gerakan batuan yang tiba-tiba di sepanjang celah pada sesar bumi menimbulkan getaran (vibration) yang mentransmisikan energi dalam bentuk gelombang (wave). Gelombang yang merambat di sela-sela bebatuan di bawah permukaan bumi disebut dengan gelombang badan (body wave). Sedangkan gelombang yang merambat dari episenter ke sepanjang permukaan bumi disebut dengan gelombang permukaan (surface wave).

https://atmadilaga27.blogspot.comhttps://atmadilaga27.blogspot.comhttps://atmadilaga27.blogspot.comhttps://atmadilaga27.blogspot.comhttps://atmadilaga27.blogspot.com
Mengukur Gempa (Measuring Earthquakes)

Mengukur kekuatan gempa dapat menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Maka berdasarkan pendekatannya, skala pengukuran gempa dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1) magnitudo (magnitude) yang merupakan skala kuantitatif, dan 2) intensitas (intensity) yang merupakan skala kualitatif.

• Magnitudo
1935 oleh seorang seismologis Amerika, Charles F. Richter, untuk mengukur kekuatan gempa di California.
Richter mengukur magnitudo gempa berdasarkan nilai amplitudo maksimum gerakan tanah (gelombang) pada jarak 100 km dari episenter gempa. Besarnya gelombang ini tercatat pada seismograf.
Seismograf dapat mendeteksi gerakan tanah mulai dari 0,00001 mm (1x10-5 mm) hingga 1 m. Untuk menyederhanakan rentang angka yang terlalu besar dalam skala ini, Richter menggunakan bilangan logaritma berbasis 10. Ini berarti setiap kenaikan 1 angka pada skala Richter menunjukkan amplitudo 10 kali lebih besar.
lempeng bumi ini tidak memiliki cukup simpanan energi untuk menghasilkan magnitudo gempa sebesar 10 SR. Diperkirakan bahwa magnitudo sebesar 12 SR akan melepasakan energi yang cukup untuk membuat bumi kita ini terbelah dua!

Intensitas
Dulu, sebelum manusia mampu mengukur magnitudo gempa, besarnya gempa hanya dinyatakan berdasarkan efek yang diberikan terhadap manusia, alam, struktur bangunan buatan manusia, dan reaksi hewan. Besarnya gempa yang ditentukan melalui observasi semacam ini dinamakan dengan intensitas gempa.
Skala intensitas pertama kali diperkenalkan pada tahun 1883 oleh seorang seismologis Italia M.S. Rossi dan ilmuwan Swiss F. A. Forel yang dikenal dengan skala Rossi-Forel.
Skala ini kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1902 oleh seorang seismologis Itali Giuseppe Mercalli. Lalu pada tahun 1931, seismologis Amerika, H. O. Wood dan Frank Neuman mengadaptasi standar yang telah ditetapkan Mercalli untuk kondisi di California, dan menghasilan skala Modified Mercalli Intensity (MMI).

MM = Skala Modified Mecalli
R = Skala Richter

Sejarah kejadian dan Peluang Gempa Per Wilayah Indonesia
https://atmadilaga27.blogspot.com


Wilayah Gempa Indonesia Dengan Percepatan Puncak Batuan Dasar Dengan Prioda Ulang 500 Tahun
https://atmadilaga27.blogspot.com Tsunami

Terminologi Tsunami
Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti "pelabuhan", dan nami berarti "gelombang", sehingga tsunami dapat diartikan sebagai "gelombang pelabuhan".
Para ahli oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih akurat.
Penyebab: Longsoran Lempeng Bawah Laut (Undersea landslides), Gempabumi Bawah Laut (Undersea Earthquake), Aktivitas Vulkanik (Volcanic Activities), Tumbukan Benda Luar Angkasa (Cosmic-body Impacts)
Karekteristik: Tsunami dapat menerjang wilayah yang berjarak ribuan kilometer dari sumbernya, Periode tsunami cukup bervariasi, mulai dari 2 menit hingga lebih dari 1 jam. Panjang gelombangnya sangat besar, antara 100-200 km, gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian hingga 30 meter atau lebih, di Samudra Pasifik, dimana kedalaman air rata-rata adalah 4000 meter, gelombang tsunami merambat dengan kecepatan ± 200 m/s (kira-kira 712 km/jam) dengan hanya sedikit energi yang hilang, bahkan untuk jarak yang jauh. Sementara pada kedalaman 40 meter, kecepatannya mencapai ± 20 m/s (sekitar 71 km/jam), lebih lambat namun tetap sulit dilampaui.
Share:

15 February 2014

Mengenal Jenis Tipe dan Fungsi Serta Kegunaan Masing-Masing Tipe APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Dalam manajemen K3 Kebakaran, kebakaran di klasifikasikan ke dalam 4 kategori;

1.Klas A : Kebakaran yang berasal dari bahan biasa padat yang mudah terbakar
Contoh : kertas, kayu, plstik, karet, dll.

2.Klas B : Kebakaran yang berasal dari bahan cair dan gas yang mudah menyala
Contoh : minyak tanah, bensin, solar, thinner, LNG, LPG, dll.

3.Klas C : Kebakaran yang berasal dari peralatan listrik (hubungan arus pendek)
Contoh : generator listrik, setrika listrik, dll.

4.Klas D : Kebakaran yang berasal dari bahan logam
Contoh : magnesium, potassium, lithium, calcium, dll.

Maka untuk alat pemadamnya pun bisa dikategorikan berdasarkan kategori kebakarannya.

JENIS BAHAN UTAMA APAR
1.Busa
2.Tepung kimia kering (Dry Chemical)
3.Gas CO2 (Carbon Dioxide)
4.Cairan mudah menguap (Hallon)
5.Air

ALAT PEMADAM API BUSA ( Foam )

https://atmadilaga27.blogspot.com
Busa adalah alat pemadam yang efektif untuk memadamkan kebakaran Kelas A dan B.
Bahan yang digunakan adalah campuran Natrium Bicarbonate dengan Aluminium Sulfat, keduanya dilarutkan kedalam air hasilnya suatu busa yang volumenya mencapai 10 x volume campuran.

Pemadam api menggunakan busa merupakan sistem isolasi, yaitu mencegah agar oksigen tidak mendapat kesempatan untuk beraksi, karena busa menyelimuti (menutup) permukaan benda yang terbakar.

Cara penggunaannya :

https://atmadilaga27.blogspot.com
  1. Dengan membalikkan tabung, maka otomatis kedua larutan akan bercampur dan keluar melalui Nozzle.
  2. Arahkan Nozzle ke benda yang terbakar.
  3. Jangan melawan arah angin.

Keuntungannya :
  1. Alat Pemadam Api jenis busa mempunyai tekanan rendah, sehingga lebih efektif untuk memadamkan kebakaran benda cair.
  2. Cara penggunaannya lebih praktis.


Kerugiannya :
  1. Alat Pemadam Api jenis busa tidak bisa untuk memadamkan kebakaran listrik, karena berupa cairan.
  2. Kotor dan meninggalkan noda pada benda yang terkena cairan busa jika tidak segera dibersihkan.

Catatan :
  1. Apabila benda padat yang terbakar, arah semportan bisa langsung ke benda yang terbakar.
  2. Apabila benda cair yg terbakar, arah semprotan pada dinding sebelah dalam tempat beda cair terbakar.
  3. Nozzle harus bebas dari hambatan/sumbatan (biasanya debu dan serangga).


SIFAT – SIFAT ALAT PEMADAM API BUSA
1.Penyelimutan (smothering)
2.Mencegah penguapan bahan bakar
3.Pendinginan (cooling)
4.Melokalisir benda yang terbakar
5.Tidak boleh untuk memadamkan kebakaran listrik

ALAT PEMADAM API CO2

https://atmadilaga27.blogspot.com
Alat pemadam api dengan bahan CO2 atau Carbon Dioxide digunakan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi pada peralatan – peralatan mesin atau listrik.

Tabung – tabung yang digunakan berisi gas CO2 yang berbentuk cair, bila dipancarkan CO2 tersebut mengembang menjadi gas.

Cairan CO2 didalam tabung temperaturnya rendah sekali dan berbahaya apabila mengenai tubuh manusia.

Cara penggunaannya :
  1. Angkat Tabung dari tempatnya
  2. Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai
  3. Letakan tabung disamping tubuh dengan posisi kuda-kuda
  4. Lepas pen pengaman.
  5. Pegang corong pada gagang yg mempunyai penyekat agar tangan tidak luka karena suhu dingin.
  6. Arahkan corong ke atas
  7. Tekan tangkai penekannya
  8. Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai.
  9. Bawalah alat tersebut ketempat terjadinya kebakaran.
  10. Arahkan corong/Nozzle ke nyala api dan tekan tangkai penekannya.
  11. Gerakkan corong kekanan dan kekiri secara menyapu sampai kebakaran padam.
  12. Jangan melawan arah angin.


Keuntungannya :
  1. Merupakan gas yang tidak dapat mengalirkan arus listrik dan tidak menyebabkan karat
  2. Dapat disimpan didalam tabung-tabung yang terbuat dari baja, sehingga mudah disiapkan diruangan sempit.
  3. Carbondioksida yang disimpan didalam tabung dapat digunakan berulang kali, (tidak sekali pakai)
  4. Dapat digunakan untuk memadamkan api secara otomatis (pada instalasi tetap).

Kerugiannya :
  1. Pada konsentrasi tertentu gas CO2 dapat membahayakan manusia oleh karena itu, pemadam api didalam ruangan petugas harus memakai masker dan alat bantu pernafasan;
  2. Kurang efektif digunakan diruangan terbuka; Pada waktu menggunakan CO2 diruangan tertutup harus diyakinkan dulu bahwa tidak ada orang atau korban yang masih berada didalam ruangan.

Berdasarkan kemasan CO2 terdiridari :
  1. Jenis membran
  2. Jenis pengatup

Alat Pemadam Api jenis CO2 bisa untuk memadamkan kebakaran kelas A, B dan C.

ALAT PEMADAM API POWDER

https://atmadilaga27.blogspot.com

Serbuk Kimia kering (Dry Chemical Powder) adalah bahan pemadam serbaguna yang dapat memadamkan api atau kebakaran kelas A, B dan C

Cara penggunaannya :

  1. Angkat Tabung dari tempatnya
  2. Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai
  3. Letakan tabung disamping tubuh dengan posisi kuda-kuda
  4. Lepas pen pengaman.
  5. Pegang corong/Nozzle arahkan corong ke atas
  6. Tekan tangkai penekannya
  7. Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai.
  8. Bawalah alat tersebut ketempat terjadinya kebakaran.
  9. Arahkan corong/Nozzle ke nyala api dan tekan tangkai penekannya.
  10. Gerakkan corong kekanan dan kekiri secara menyapu sampai kebakaran padam.
  11. Jangan melawan arah angin.
Keuntungannya :
  1. Serbuk kimia kering tidak berbahaya bagi manusia;
  2. Sebagai pemisah oksigen dan api;
  3. Bukan pengahantar listrik;
  4. Efektif dipergunakan diruang terbuka (jika angin tidak kencang);
  5. Dapat menyerap panas sekaligus dapat
Kerugiannya :
  1. Jka dipakai berbentuk debu, akan mengganggu pernafasan dan penglihatan;
  2. Sekali pakai habis;
  3. Maninggalkan kotor berupa serbuk.


ALAT PEMADAM API hallon

https://atmadilaga27.blogspot.com
Pemadam Hallon adalah bahan yang terdiri dari beberapa unsur kimia yang dibedakan macam-macamnya dengan menggunakan kode angka misalnya :

Hallon 104 - Carbon Tetra Chlor
Hallon 1001 – Metyl Bromide
Hallon 1211 – Bromo Chloro di Fluoro Methane
Hallon 1301 – Bromo Teifuoro Methane

Alat Pemadam jenis Hallon dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran Kelas A, B dan C.

Alat Pemadam ini bila dikeluarkan isinya berbentuk gas, tapi tidak bercampur dengan oksigen dan akan keatas, sehingga bida merusak lapisan ozon.




PENEMPATAN APAR

JENIS BANGUNAN
BERAT
MINIMUM
LUAS
JANGKAUAN
JARAK
MAKSIMUM
INDUSTRI
2 Kg
150 M2
15 METER
UMUM
2 Kg
100 M2
20 METER
PERUMAHAN
2 Kg
250 M2
25 METER
CAMPURAN
2 Kg
100 M2
20 METER
PARKIR
2 Kg
135 M2
25 METER
BANGUNAN TINGGI 
LEBIH DARI 14 METER
2 Kg
20 M2
20 METER


TANDA TEMPAT PENEMPATAN APAR

a. Pada Dinding

https://atmadilaga27.blogspot.com
•Segitiga sama sisi warna merah
•Ukuran sisi 35 Cm
•Tinggi tanda pada 7,5 Cm warna merah
•Ruang tulisan tinggi 3 Cm warna merah




b. Pada tiang berbentuk kotak, tanda pemasangan diberi tanda merah
https://atmadilaga27.blogspot.com
c. Pada tiang berbentuk bulat, tanda pemasangan diberi tanda merah
https://atmadilaga27.blogspot.com

Persyaratan Tehnis APAR

Untuk semua jenis APAR yang biasanya dikemas dalam tabung harus memenhui syarat :

  1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat )
  2. Dilengkapi dengan etiket cara – cara penggunaan yang memuat urutan singkat dan jelas tetang cara penggunaannya
  3. Segel harus dalam keadaan baik
  4. Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas tekanan tinggi (Cartridge )
  5. Slang harus dalam keadaan baik dan tahan tekanan tinggi
  6. Bagi APAR yang jenis Busa tabung dalam tidak bocor serta lubang pengeluaran (neszel) harus tidak tersumbat baik.
  7. Bahan baku pemadam harus selalu dalam keadaan baik
  8. Tutup lubang harus baik dan tertutup rapat
  9. Isi tabung gas sesuai dg tekanan yang dipergunakan
  10. Belum lewat batas masa berlakunya
  11. Warna tabung harus mudah dilihat.

Pemasangan dan penempata harus memenuhi syarat :

  1. Setiap APAR dipasang pada posisi yang mudah dilihat, diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
  2. Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran
  3. Setiap APAR harus dipasang menggantung pada dinding dengan sengkang atau dalam lemari kaca
  4. Pemasangan dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian paling atas pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan lantai
  5. Tidak boleh dipasang didalam ruangan yang mempunyai suhu lebih dari 49o C
  6. Penempatan APAR didasarkan pada kemampuan jangkauan sera jenis bangunannya.

Berikut Tabel Resume Kelas Kebakaran dan Jenis Bahan APAR yang dapat digunakan;
No
KELAS KEBAKARAN
SISTEM PEMADAM
AIR
FOAM
CO2
POWDER
1.
Kelas A
Pendinginan Penguraian Isolasi
Baik
Boleh
Boleh
Boleh
2.
Kelas B
Isolasi
Bahaya
Baik
Boleh
Baik
3.
Kelas C
Isolasi
Bahaya
Bahaya
Baik
Boleh
4.
Kelas D
Isolasi Pendinginan
Bahaya
Bahaya
Boleh
Baik
Share:

Mengenali Bahaya - Bahaya Ketika Terjadi Kebakaran

Kebakaran banyak mengakibatkan kerugian-kerugian pada manusia. Bahkan tidak jarang sering mengambil korban jiwa. Dalam beberapa kasus sering ditemukan bahwa korban meninggal bukan hanya disebabkan karna terbakar, namun juga keracunan gas atau kekurangan oksigen.

Untuk menghindari hal-hal tersebut kita perlu mengenali bahaya-bahaya dalam kondisi kebakaran agar kita dapat lebih waspada dan tau serta bisa mengambil tindakan ketika terjadi kebakaran.

Bahaya Yang Akan Terjadi Pada Saat Kebakaran;


Panas:


- Akibatnya tubuh akan letih
- Gangguan pada pernafasan

Asap : 

- Mengakibatkan sesak nafas
- Kadar oksigen menurun

Gas Beracun : 

- Cedera pada kulit, mata
- Mengakibatkan kematian


Untuk menghindari Bahaya Panas Dan Asap
  1. Gunakan baju/ jacket tahan panas 
  2. Gunakan masker dilengkapi dengan alat pelindung pernafasan, apabila tidak terdapat/ditemukan masker, gunakan kain yang dibasahi air dan ikatkan menutupi rongga pernafasan (mulut dan hidung).
  3. Merayap pada saat evakuasi (Udara panas umumnya berada pada posisi tinggi, secara teori udara panas akan naik dan selalu berada diatas udara yang lebih dingin. maka dengan mengambil posisi merendah kita bisa menghindari/mengurangi efek panas)
Ruangan Terkurung (Confined Space) 

Adalah Suatu tempat / daerah yang fasilitas jalan keluarnya sangat terbatas, sehingga mengakibatkan terakumulasinya gas-gas beracun/ berkurangnya kadar Oksigen 
Cara menghindarinya : Sebelum memasuki ruangan pelajari dengan seksama denah lokasi ruangan

Bahaya Pada Ruangan Yang Terkurung

Kadar oksigen (O2) akan menurun disekitar udara yang bertemperatur tinggi 
Tubuh menjadi letih, lemas dan mengakibatkan pingsan. 

Pada Saat Terperangkap

Cara untuk keluar dalam Keadaan terperangkap yaitu : Dengan cara melakukan meraba – raba dinding dan menggunakan punggung tangan dengan menggeserkan kaki.

Backdraft

https://atmadilaga27.blogspot.comPada Kebakaran di ruangan tertutup, kobaran api meredup dan nyala api terhenti (pembakaran tak sempurna) 
Keluarnya gas-gas mudah menyala 
Kadar oksigen berkurang 
Bila oksigen masuk terjadi penyalaan serentak & ledakan (Backdraft). 



Ciri-ciri yang sering ditemui pada ruangan yang berpotensi backdraft yaitu,
https://atmadilaga27.blogspot.comApi diruangan telah padam, udara keluar dan masuk seolah seperti ada nafas melalui celah ruangan tersebut. Biasanya bila terdapat asap asap keluar lalu masuk kembali seperti terhisap. Hal tersebut menandakan ruangan tersebut dalam keadaan kurang oksigen karna oksigen yang telah habis oleh proses pembakaran sehingga api padam, namun panas dalam ruangan tersebut masih tersisa sehingga apabila pintu atau jendela tersebut dibuka dan oksigen masuk dalam jumlah besar akan terjadi pembakaran serentak yang menghasilkan ledakan yang cukup besar (Backdraft). backdraft ini juga sering terjadi lebih dari satu kali, jadi apabila terjadi backdraft tunggulah beberapa saat dan pastikan tidak ada backdraft susulan sebelum memasuki ruangan tersebut. Berikutnya sebelum memasuki ruangan yang tertutup usahakan membuka pintu dari samping/sebelah dinding, jangan menghadap langsung ke ruangan atau didepan pintu agar jika terjadi backdraft kita selamat karna berada di balik tembok. 

https://atmadilaga27.blogspot.com

Share:

14 February 2014

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN

Nambah materi baru nih, kali ini saya mau berbagi masalah k3 yang kali ini tulisan saya ini bertema pada keselamatan kebakaran, yaitu prosedur keadaan darurat kebakaran. Nah sebelum kita membahas tentang prosedur keadaan darurat kebakaran, baiknya kita bahas dulu pengertiannya. 

Keadaan darurat adalah situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal, terjadi tiba-tiba, Mengganggu kegiatan/organisasi/kumunitas dan Perlu segera ditanggulangi. Keadaan darurat dapat berubah menjadi bencana (disaster) yang mengakibatkan banyak korban atau kerusakan.

Kebakaran sendiri merupakan  keadaan yang tidak diinginkan dimana suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan.

Dari pengertian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kebakaran itu melibatkan 3 unsur yang biasa disebut segitiga Api, Tiga unsur penting dalam kebakaran antara lain:
  1. Bahan bakar dalam jumlah yang cukup
  2. Zat pengoksidasi/oksigen dalam jumlah yang cukup
  3. Sumber nyala yang cukup untuk menyebabkan kebakaran (Panas)

https://atmadilaga27.blogspot.com

Mengapa kita perlu merencanakan prosedur ini? padahal kemungkinan selalu ada, direncanakan ataupun tidak, bencana tidak bisa dihindari? Mengapa kita merencanakan prosedur kebakaran, bukankah sudah ada prosedur pencegahan kebakaran?

Dengan prosedur penanganan kebakaran, kita bisa memperkecil kerugian, pencegahan kebakaran tidak menghilangkan kebakaran kebakaran, tapi memperkecil kemungkinan terjadinya kebakaran sekecil-kecilnya. Artinya masih ada kemungkinan terjadinya kebakaran. Maka perlu adanya prosedur penanganan darurat kebakaran untuk memperkecil dampak serta kerugia akibat kebakaran apabila kebakaran tersebut terjadi.

https://atmadilaga27.blogspot.com

Kebakaran terjadi sangat cepat, apabila tidak segera ditanggulangi maka kerugian total akibat kebakaran tidak akan bisa dihindari lagi. Seperti ilustrasi pada gambar berikut.

https://atmadilaga27.blogspot.com

Berikut bagaimana cara penanggulangan darurat kebakaran,

Fire Alarm
Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin, sehingga tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera dilakukan

Alarm kebakaran akan berbunyi bilamana:
  1. Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau manual call point) 
  2. Ada aktivasi dari detektor panas maupun asap 
  3. Ada aktivasi dari panel/control room
Peringatan Tahap Kedua
(Alarm Gedung)

Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi, setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran yang terjadi.

Perberlakuan evakuasi harus melalui sistem pemberitahuan umum 

Prosedur bagi…
SELURUH PENGHUNI / KARYAWAN GEDUNG

Saat Melihat Api,
  • TETAP TENANG JANGAN PANIK ! 
  • Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan memecahkan manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil teriak kebakaran-kebakaran. 
  • Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut harus berteriak kebakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian yang lainnya. 
  • Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager, dan sampaikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran /besarnya kebakaran, lokasi kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah dilakukan 
  • Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat. 
  • Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau dipadamkan lakukan evakuasi segera melalui pintu keluar (EXIT)
SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP I

  • Kunci semua lemari dokumen / file. 
  • Berhenti memakai telepon intern & extern. 
  • Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik. 
  • Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah terbakar. 
  • Selamatkan dokumen penting. 
  • Bersiaga dan siap menanti instruksi / pengumuman dari Fire Commander maupun Safety Representative.
SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP II
  • Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan bergerombol dan bersedia untuk menerima instruksi. 
  • Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga darurat terdekat menuju tempat berhimpun di luar gedung. 
  • Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-barang milik pribadi yang tertinggal. 
  • Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan sekali-sekali mengunci pintu-pintu tersebut) Untuk mencegah meluasnya api dan asap

SAAT EVAKUASI
  • Tetap tenang, Jangan panik ! 
  • Segera menuju tangga darurat yang terdekat 
  • Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI 
  • Lepaskan sepatu dengan hak tinggi 
  • Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan 
  • Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain. 
  • Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang dibelakang anda Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.

SAAT PENGUNGSIAN DI LUAR GEDUNG
  • Pusat berkumpulnya para pengungsiditentukan ditempat 
  • Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur 
  • Petugas evakuasi dari setiap kantor agar mencatat karyawan yang menjadi tanggung jawabnya. 
  • Apabila ada karyawan yang terluka, harap segara melapor kepada First Aider atau Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan 
  • Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman dimumumkan Safety Representative. 

Prosedur bagi…
Petugas Fire Warden dan Fire Brigade

Ketika mendengar alarm atau diberitahu mengenai kejadian kebakaran, segera :
  • Memastikan di mana lokasi kebakaran. 
  • Bergerak menuju lokasi kebakaran tersebut melalui jalan terdekat dengan membawa APAR. 
  • Melapor kesiagaan untuk tindakan pemadaman kepada Pemimpin Regu (Fire Warden lapor ke Safety Rep.) 
  • Melakukan tindakan pemadaman kebakaran tanpa harus membahayakan keamanan masing-masing personil.

Prosedur bagi…
Fire Commander 

Pada saat menerima informasi adanya kebakaran 
  • Menuju Ruang POSKO Taktis dan memimpin operasi pemadaman 
  • Memastikan prosedur keadaan darurat dipatuhi dan dilaksanakan 
  • Memastikan Regu Pemadam Kebakaran telah dimobilisasi untuk menindaklanjuti adanya alarm atau pemberitahuan kebakaran 
  • Memastikan bahwa pemberitahuan umum mengenai status keadaan siaga telah dilakukan 
  • Melaporkan status keadaan darurat kepada pimpinan   
  • Melakukan komuniksi intensif dengan Safety Representative dan instansi terkait (Fire Brigade, ERT/emergency response team Area lain) 
  • Siaga untuk menerima laporan mengenai situasi dari Pemimpin Regu Pemadam Kebakaran/Fire Brigade yang berada di lokasi kebakaran dan menetapkan perlu tidaknya evakuasi total 
  • Selalu memantau mengenai status evakuasi, kondisi kebakaran, jumlah karyawan yang terjebak, 
  • Pastikan tersedianya peta, gambar bangunan, buku FEP (fire emergency plan), kunci-kunci yang diperlukan 

Petugas Evakuasi (1)
  1. Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi kebakaran ada di lantai tersebut, terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu agar segera menyelamatkan diri 
  2. Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya, hambatan ataupun jebakan pintu tertutup. 
  3. Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan, mengatur dan memberi petunjuk tentang rute dan arus evakuasi menuju ke tempat berkumpul (assembly point / daerah kumpul) melalui jalan dan tangya darurat.
  4. Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada prosedur.evakuasi, antara lain 
    • Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului 
    • Mengingatkan agar tidak memmbawa barang besar dan berat 
    • keluar gedung untuk menuju assembly area 
    • berkumpul ditempat yg ditentukan 
    • Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah aman. 
  5. Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di gedung/area kerja 
  6. Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka, pingsan, meninggal) .

Prosedur bagi…
Teknisi (Electrical/Utility)
  • Matikan peralatan pengendali listrik dan aliran gas yang bisa dikenai akibat kebakaran 
  • Pastikan bahwa peralatan pemadam kebakaran seperti misalnya Pompa dan Cadangan Air berfungsi dengan baik. 
  • Periksa daerah terbakar dan tentukan tindakan yang harus dilakukan 
  • Upayakan kelancaran sarana agar prosedur pengendalian keadaan darurat dan evakuasi berjalan baik

Prosedur bagi…
Petugas Keamanan
  1. Mengatur lalu lalu lintas kendaraan yang keluar masuk 
  2. Dan menyediakan lokasi parkir untuk Fire Truck 
  3. Lakukan langkah pengamanan selama petugas pemadaman bekerja memadamkan kebakaran dengan cara : 
    • •Mengatur lingkungan sekitar lokasi untuk memberikan ruang yang cukup untuk mengendalikan kebakaran, 
    • •Mengamankan karyawan yang tidak bertugas dalam kebakaran. 
  4. Mengamankan daerah kebakaran lantai tersebut dari kemungkinan tindakan seseorang misalnya mencuri barang-barang yang sedang diselamatkan diselamatkan, mencopet penghuni yang sedang panik, dll 
  5. Menangkap orang yang jelas-jelas melakukan tindakan kejahatan dan membawanya ke pos komando

https://atmadilaga27.blogspot.com

Demikian yang dapat saya sampaikan, prosedur di atas merupakan salah satu contoh prosedur penanganan darurat kebakaran. Prosedur ini dapat dikembangkan ataupun disesuaikan dengan jumlah personil, jumlah penghuni gedung, dan organisasi tim tanggap darurat dan tim K3 pada perusahaan bersangkutan. Semoga dapat menjadi refferensi dan bermanfaat. Terima Kasih.
 

Sumber Referensi : PT ISM Bogasari Flour Mills, Jakarta
Share:

OUR YOUTUBE CHANNEL

Join Our Fanpage

KUNJUNGI BLOG KAMI LAINNYA



Total Pageviews

Blogroll