Tujuan dasar tahap bangkitan pergerakan adalah menghasilkan model hubungan yang mengaitkan tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju ke suatu zona atau jumlah pergerakan yang meninggalkan suatu zona.
Tahapan bangkitan pergerakan ini meramalkan jumlah pergerakan yang akan dilakukan oleh setiap orang pada setiap zona.
Definisi Dasar
Ada beberapa definisi dasar mengenai bangkitan pergerakan :
Perjalanan
Pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan, termasuk pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan (misalnya berhenti di perjalan untuk membeli rokok) tidak dianggap sebagai tujuan perjalanan,meskipun perubahan rute terpaksa dilakukan.
Meskipun pergerakan sering diartikan dengan pergerakan pulang dan pergi, dalam ilmu transportasi biasanya analisis keduanya harus dipisahkan. Hal yang dikaji di sini tidak saja mengenai pergerakan berkendaraan, tetapi juga pergerakan berjalan kaki.
Klasifikasi Pergerakan
(Trip DISTRIBUTION)
Jumlah aktivitas dan intensitas tata guna lahan berpengaruh kepada sebaran pergerakan (Trip Distribution) yang menunjukkan kemana dan dari mana lalu lintas tersebut bergerak. Salah satu usaha untuk mengatasinya adalah dengan memahami pola pergerakan yang akan terjadi, misalnya dari mana hendak kemana, besarnya pergerakan, kapan terjadinya pergerakan tersebut.
Untuk mencapai tujuan, pelaku perjalanan dapat menentukan keputusan perjalanan untuk memilih moda angkutan (Model Choice) yang sesuai dengan nilai manfaat (Utility) seseorang.
Tujuan: Model pemilihan moda (Model Choice) untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan kenderaan pribadi atau kenderaan umum. Dalam pemodelan pemilihan moda peroses selanjutnya adalah mengidentifikasi pemakai angkutan umum atau angkutan pribadi captive (tidak mempunyai pilihan) yang biasanya didominasi oleh lapisan masyarakat bawah dan masyarakat high class, sisanya mungkin mempunyai pilihan antara angkutan umum dan pribadi.
SKETSA PENGATURAN SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER (SESUAI UU 38/2004 DAN PP 34/2006)
Tahapan bangkitan pergerakan ini meramalkan jumlah pergerakan yang akan dilakukan oleh setiap orang pada setiap zona.
Definisi Dasar
Ada beberapa definisi dasar mengenai bangkitan pergerakan :
Perjalanan
Pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan, termasuk pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan (misalnya berhenti di perjalan untuk membeli rokok) tidak dianggap sebagai tujuan perjalanan,meskipun perubahan rute terpaksa dilakukan.
Meskipun pergerakan sering diartikan dengan pergerakan pulang dan pergi, dalam ilmu transportasi biasanya analisis keduanya harus dipisahkan. Hal yang dikaji di sini tidak saja mengenai pergerakan berkendaraan, tetapi juga pergerakan berjalan kaki.
Klasifikasi Pergerakan
- Berdasarkan tujuan pergerakan
- Berdasarkan waktu
- Berdasarkan tingkat pendapatan, struktur rumah tangga dan tingkat pemilikan kendaraan
(Trip DISTRIBUTION)
Jumlah aktivitas dan intensitas tata guna lahan berpengaruh kepada sebaran pergerakan (Trip Distribution) yang menunjukkan kemana dan dari mana lalu lintas tersebut bergerak. Salah satu usaha untuk mengatasinya adalah dengan memahami pola pergerakan yang akan terjadi, misalnya dari mana hendak kemana, besarnya pergerakan, kapan terjadinya pergerakan tersebut.
Untuk mencapai tujuan, pelaku perjalanan dapat menentukan keputusan perjalanan untuk memilih moda angkutan (Model Choice) yang sesuai dengan nilai manfaat (Utility) seseorang.
Tujuan: Model pemilihan moda (Model Choice) untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan kenderaan pribadi atau kenderaan umum. Dalam pemodelan pemilihan moda peroses selanjutnya adalah mengidentifikasi pemakai angkutan umum atau angkutan pribadi captive (tidak mempunyai pilihan) yang biasanya didominasi oleh lapisan masyarakat bawah dan masyarakat high class, sisanya mungkin mempunyai pilihan antara angkutan umum dan pribadi.
SKETSA PENGATURAN SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER (SESUAI UU 38/2004 DAN PP 34/2006)
HIRARKI FUNGSI JALAN PADA SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER
Keterangan:
PKN : Pusat Kegiatan Nasional
PKW : Pusat Kegiatan Wilayah
PKL : Pusat Kegiatan Lokal
PKLing : Pusat Kegiatan Lingkungan
BAGIAN-BAGIAN JALAN
DEFINISI KLASIFIKASI JALAN UMUM (1)
No | Pembagian | Klasifikasi | Definisi |
1 | Menurut sistem | Sistem jaringan jalan primer | sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yg berwujud pusat kegiatan |
Sistem jaringan jalan sekunder | sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan | ||
2 | Menurut fungsi | Jalan arteri | jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna |
Jalan kolektor | jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalananjarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi | ||
Jalan lokal | jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi | ||
Jalan lingkungan | jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah |
SISTEM KLASIFIKASI JALAN DI INDONESIA (2)
Jalan umum dikelompokkan menurut:
SISTEM JARINGAN,
yang terdiri atas:
- sistem jaringan jalan primer (antar kota)
- Sistem jaringan jalan sekunder (kawasan perkotaan)
FUNGSI JALAN,
yang dikelompokkan menjadi:
- Jalan arteri
- Jalan kolektor
- Jalan lokal
- Jalan lingkungan
STATUS JALAN,
yang dikelompokkan menjadi:
- Jalan Nasional
- Jalan Provinsi
- Jalan Kabupaten
- Jalan Kota
- Jalan Desa
KELAS JALAN,
yang dikelompokan menjadi:
- jalan bebas hambatan
- jalan raya
- jalan sedang
- jalan kecil
PRINSIP UTAMA KLASIFIKASI FUNGSI JALAN
Jaringan jalan memiliki 2 fungsi utama:
- Memberikan aksesibilitas bagi wilayah agar dapat berkembang
- Menyediakan mobilitas bagi lalulintas kendaraan, orang, dan barang
Klasifikasi fungsi jalan secara umum terdiri dari:
- Jalan Arteri (A): yang diutamakan untuk mobilitas yang umumnya membutuhkan kapasitas dan kecepatan tinggi (jalan yang didesain dengan kinerja/performance jalan tinggi)
- Jalan Kolektor (K): yang difungsikan sebagai kolektor/ distributor, di mana fungsi aksesibilitas dan mobilitas diperankan secara merata
- Jalan Lokal (L): yang diutamakan untuk menyediakan aksesibilitas bagi wilayah (kuncinya adalah pemerataan jangkauannya ke semua daerah)
PERTIMBANGAN DALAM PENETAPAN FUNGSI DAN STATUS JALAN
0 comments:
Post a Comment