Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda.
Proses ini dilakukan untuk mengetahui atribut dan variabel-variabel yang mempengaruhi pelaku perjalanan untuk pemilihan moda.Pemilihan moda juga sangat dipengaruhi oleh variabel demand adalah yang berkaitan dengan kondisi sosio-ekonomi pelaku perjalanan dan variabel supply berkaitan dengan tingkat pelayanan yang diberikan oleh moda transportasi tersebut
Aspek yang menjadi pertimbangan umum pelaku perjalanan dalam menentukan pilihan moda angkutan adalah sebagai berikut:
Variabel Penentu Pemilihan Moda
Pemilihan moda berhubungan dengan perilaku pelaku perjalanan dalam menentukan pilihannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihannya, hal ini sangat tergantung terhadap nilai utilitas yang diperoleh seseorang. Nilai utilitas pelaku perjalanan untuk yang satu dengan yang lain akan berbeda.Variabel pengukur nilai utilitas disebut sebagai atribut, yang diperoleh dengan menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku perjalanan dalam menentukan pilihannya secara sistemati.
Variabel Demand (Karakteristik Pelaku Perjalanan)
Variabel demand yang mempengaruhi pelaku perjalanan antara lain:
Faktor Umur
Jenis kelamin,
secara umum jenis kelamin akan mempengaruhi pemilihan moda antar kereta api dengan mobil penumpang umumnya laki-laki lebih menyukai mobil penumpang dibanding dengan wanita.
Maksud perjalanan,
hal ini sangat erat kaitannya dengan pemilihan moda, karena maksud perjalanan akan berhubungan dengan waktu misalnya pedagang,
Variabel Supply (Karakteristik Sistem Transportasi)
Karakteristik sistem transportasi dapat diartikan sebagai keadaan dan bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh moda transport supply kepada pelaku perjalanan, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Waktu Tunggu di Terminal (waiting time)
Waktu tunggu (waiting time) diterminal adalah, waktu yang harus disediakan pelaku perjalanan mulai sampai di terminal sampai bus yang dipilihnya berangkat meninggalkan terminal menuju tempat tujuan yang dikehendakinya. Lamanya waktu tunggu untuk masing-masing pelaku perjalanan tidak selalu sama.
b. Waktu tempuh relatif,
Waktu tempuh relatif antara moda yang bersaing sangat mempengaruhi pelaku perjalanan dalam pemilihan moda.
Untuk menentukan waktu tempuh relatif masing-masing moda dapat dilakukan dengan menghitung waktu yang dipakai mulai dari rumah:
waktu menunggu kendaraan (waiting time), waktu penggantian moda, waktu didalam kendaraan, sampai dengan ketempat tujuan.
c. Biaya perjalanan
Biaya perjalanan adalah yang dinyatakan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh pelaku perjalanan mulai dari rumah sampai ketempat tujuan.
Besarnya biaya perjalanan akan mempengaruhi pelaku perjalanan dalam menentukan pemilihan moda angkutan yang digunakan
d. Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan yang ditawarkan ketiga moda bersaing dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama bersifat subjektif dan sulit diukur seperti: keamanan dan kenyamanan, kemudahan pindah moda dari satu moda ke moda angkutan lain.
e. Model dalam Pemilihan Moda
Model dalam pemilihan moda sangat bervariasi, tergantung kepada tujuan perencanaan transportasi.Setiap moda angkutan dianalisis secara terpisah selama tahapan proses pemodelan, dan perubahan sosio-ekonomi sangat mempengaruhi proses pemilihan moda. Setiap moda dianggap bersaing dalam merebut pangsa penumpang, sehingga atribut penentu dari jenis pergerakan menjadi faktor utama yang mempengaruhi pemilihan moda.
Secara umum model pemilihan moda dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu model dengan menggunakan kurva diversi dan model teori probabilitas.
Model Kurva Diversi
Model ini menggunakan karakteristik pelaku perjalanan, karakteristik sistem transportasi dan karakteristik perjalanan sebagai variabel yang mempengaruhi pemilihan moda, sebagai contoh persentase yang menggunakan angkutan pribadi diplot bersama dengan satu variabel, misalnya pemilikan kendaraan, atau pendapatan.
Model Probabilitas
Model Probabilitas adalah suatu model yang telah dikembangkan antara lain, model analisis probit dan model analisis logit.
Dibanding dengan model kurva diversi model probabilitas lebih efisien dalam proses perhitungannya. Model-model ini telah diterapkan pada berbagai situasi untuk menjelaskan bagaimana orang memilih diantara alternatif moda yang bersaing.
Setiap alternatif dijelaskan dengan fungsi utilitas dan probabilitas, yang berkaitan dengan pilihan seorang terhadap moda angkutan untuk mengestimasi proporsi kelompok masyarakat dalam memilih alternatif moda yang bersaing. Pengembangan dari model ini meliputi dua tahap yaitu, pemilihan bentuk matematik dan kalibrasi fungsi utilitas yang tepat.
Fungsi Utilitas dan Dis-utilitas
Fungsi utilitas adalah mengukur derajat kepuasan yang diperoleh seseorang terhadap pilihannya.Fungsi dis-utilitas mewakili generalized cost yang berkaitan dengan tiap pilihan. Besarnya tergantung karakteristik atau atribut tiap pilihan dan karakteristik individu (status sosial ekonomi ) yang membuat pilihan. Selain itu karakteristik perjalanan juga memberikan sumbangan terhadap utilitas yang terkait dengan pemilihan suatu moda perjalanan tertentu.
Untuk menentukan suatu fungsi utilitas, variabel yang relevan perlu diseleksi dan begitu pula bentuk fungsi tertentu yang berhubungan dengan variabel yang diseleksi. Fungsi utilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah linier dari variabel bebas yang diberi bobot.
Bentuk transformasinya :
Bentuk transformasinya adalah sbb:
U= ao + a1 X1 + a2 X2 + … + an Xn
Dimana:
U = Utilitas
ao = Konstanta
X1 = Variabel bebas
Pilihan Diskrit (Discrete Choice)
Dasar teori, dalam menghasilkan model pemilihan diskrit (Discrete choice models) Sheffi (1992).Hipotesa yang mendukung model pemilihan diskrit tergantung kepada situasi pilihan, yaitu pilihan setiap individu terhadap setiap alternatif yang tersedia berdasarkan daya tarik atau nilai manfaat
Utilitas dipengaruhi oleh beberapa atribut yang diperlakukan sebagai bentuk acak, sehingga utilitas juga dimodelkan secara probability terhadap alternatif yang dipilih.Pada kenyataannya keputusan yang diambil tidak hanya dipengaruhi oleh variabel rasional tetapi juga faktor irrasional, yang menyebabkan unsur probabilitas dalam pemilihan moda.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
U (i) = V(i) + e (i) Keterangan
U (i) = Fungsi pemilihan untuk alternatif (i)
V(i) = Fungsi deterministik dari atribut-atribut alternatif (i)
e (i) = bagian acak yang mencerminkan hal tertentu dari setiap individu, atribut yang tidak teramati, variasi selera yang tidak teramati, termasuk kesalahan yang dilakukan oleh pemodel.
Penentuan Nilai Manfaat (Utilitas)
Penentuan nilai manfaat, dimaksudkan agar dapat diketahui bagaimana respon pelaku perjalanan dalam menentukan pilihannya terhadap moda angkutan yang tersedia berdasarkan nilai manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna jasa angkutan. Perbedaan dalam utilitas (U) berkaitan dengan moda bersaing timbul disebabkan antara lain waktu tempuh yang lebih cepat, tetapi ongkos lebih mahal dari yang lain.Variabel bebas dalam persamaan ini adalah waktu tunggu, pelayanan, dan ongkos. Selanjutnya dapat digunakan untuk memprediksi pilihan pelaku perjalanan untuk berbagai tujuan perjalanan
Untuk memprediksi pilihan pelaku perjalanan untuk berbagai tujuan perjalanan, antara lain adalah sebagai berikut:
Penetuan Nilai Utilitas
Untuk menentukan fungsi utilitas untuk peramalan model mengikuti prinsip dasar bahwa individu akan memilih alternatif (i) jika nilai U ( i ) dari alternatif ( i) adalah yang terbaik dari antara U(.).
Model ini adalah dasar dari penurunan model-model pemilihan stokastik, misalnya Probit Model dan Logit Model.
Logit Model
Logit Model adalah suatu bentuk pendekatan matematis untuk mengetahui persentasi pengguna masing-masing moda.
Untuk dua tipe moda yang bersaing dapat digunakan Binomial logit dengan rumus sebagai berikut:
e V(a)
P(a) = ---------------
e V(a) + e V(b)
Multinomial logit
Sedangkan untuk tiga moda pilihan dapat digunakan model Multinomial logit
Memperhitungkan proporsi perjalanan yang akan memilih suatu moda tertentu berdasarkan persamaan berikut
P(k) = e (Uk) / e (Uk)
Model ini dapat digunakan bila alternatif yang ada mempunyai fungsi pilihan yang bebas dan alternatif tersebut bersifat saling menguntungkan (mutually exclusive).
Metoda Perhitungan
Metoda perhitungan dengan teknik regresi digunakan secara luas dalam pemodelan transportasi.
Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara sekumpulan atribut dan responden individu.
Hipotesis yang diperoleh dari model regresi ini dapat diuji dengan uji t atau uji F untuk model yang lebih komplit.
Hubungan tersebut secara umum dinyatakan dalam pesamaan sebagai berkut:
Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + … + an Xn Dimana Y = Variabel tak bebas
ao = intercep
a1 = parameter variabel bebas
X1 = variabel bebas
Sampel
Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan unit yang secara khusus diseleksi untuk mewakili populasi yang lebih besar dengan atribut tertentu.
Metode sampling yang paling banyak diterima adalah metode sampling yang berbasiskan pada bentuk sampel random.
Metode ini terbagi menjadi metode sampling sederhana, metode sampling bertingkat, dan metode sampling pilihan.
Data dan Sampel
Data biasanya terdiri dari sampel pengamatan yang diperoleh dari populasi tertentu, dimana menjadi tidak layak secara ekonomis jika diamati seluruhnya.
Masalah dalam data adalah bagaimana meyakini bahwa sampel tersebut cukup mewakili dan menghasilkan kesimpulan yang valid dari sampel tersebut.
Proses ini dilakukan untuk mengetahui atribut dan variabel-variabel yang mempengaruhi pelaku perjalanan untuk pemilihan moda.Pemilihan moda juga sangat dipengaruhi oleh variabel demand adalah yang berkaitan dengan kondisi sosio-ekonomi pelaku perjalanan dan variabel supply berkaitan dengan tingkat pelayanan yang diberikan oleh moda transportasi tersebut
Aspek yang menjadi pertimbangan umum pelaku perjalanan dalam menentukan pilihan moda angkutan adalah sebagai berikut:
- Aspek sosial ekonomi pelaku perjalanan.
- Aspek tingkat pelayanan yang diberikan oleh moda angkutan yang ada
Variabel Penentu Pemilihan Moda
Pemilihan moda berhubungan dengan perilaku pelaku perjalanan dalam menentukan pilihannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihannya, hal ini sangat tergantung terhadap nilai utilitas yang diperoleh seseorang. Nilai utilitas pelaku perjalanan untuk yang satu dengan yang lain akan berbeda.Variabel pengukur nilai utilitas disebut sebagai atribut, yang diperoleh dengan menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku perjalanan dalam menentukan pilihannya secara sistemati.
Variabel Demand (Karakteristik Pelaku Perjalanan)
Variabel demand yang mempengaruhi pelaku perjalanan antara lain:
- Penghasilan (income), penghasilan seseorang akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan moda
- Penghasilan terbatas biasanya memilih moda yang termurah, dibandingkan dengan orang yang berpenghasilan tinggi akan mempertimbangkan kenyamanan walaupun akan membayar lebih mahal.
Faktor Umur
- Umur, faktor umur akan mempengaruhi pemilihan moda angkutan
- Usia yang lanjut akan cendrung memilih angkutan yang lebih nyaman dan kurang memperhatikan waktu tempuh.
- Usia muda yang lebih agresif yang sangat memperhitungkan masalah waktu tempuh dan keleluasaan.
Jenis kelamin,
secara umum jenis kelamin akan mempengaruhi pemilihan moda antar kereta api dengan mobil penumpang umumnya laki-laki lebih menyukai mobil penumpang dibanding dengan wanita.
Maksud perjalanan,
hal ini sangat erat kaitannya dengan pemilihan moda, karena maksud perjalanan akan berhubungan dengan waktu misalnya pedagang,
Variabel Supply (Karakteristik Sistem Transportasi)
Karakteristik sistem transportasi dapat diartikan sebagai keadaan dan bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh moda transport supply kepada pelaku perjalanan, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Waktu Tunggu di Terminal (waiting time)
Waktu tunggu (waiting time) diterminal adalah, waktu yang harus disediakan pelaku perjalanan mulai sampai di terminal sampai bus yang dipilihnya berangkat meninggalkan terminal menuju tempat tujuan yang dikehendakinya. Lamanya waktu tunggu untuk masing-masing pelaku perjalanan tidak selalu sama.
b. Waktu tempuh relatif,
Waktu tempuh relatif antara moda yang bersaing sangat mempengaruhi pelaku perjalanan dalam pemilihan moda.
Untuk menentukan waktu tempuh relatif masing-masing moda dapat dilakukan dengan menghitung waktu yang dipakai mulai dari rumah:
waktu menunggu kendaraan (waiting time), waktu penggantian moda, waktu didalam kendaraan, sampai dengan ketempat tujuan.
c. Biaya perjalanan
Biaya perjalanan adalah yang dinyatakan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh pelaku perjalanan mulai dari rumah sampai ketempat tujuan.
Besarnya biaya perjalanan akan mempengaruhi pelaku perjalanan dalam menentukan pemilihan moda angkutan yang digunakan
d. Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan yang ditawarkan ketiga moda bersaing dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama bersifat subjektif dan sulit diukur seperti: keamanan dan kenyamanan, kemudahan pindah moda dari satu moda ke moda angkutan lain.
e. Model dalam Pemilihan Moda
Model dalam pemilihan moda sangat bervariasi, tergantung kepada tujuan perencanaan transportasi.Setiap moda angkutan dianalisis secara terpisah selama tahapan proses pemodelan, dan perubahan sosio-ekonomi sangat mempengaruhi proses pemilihan moda. Setiap moda dianggap bersaing dalam merebut pangsa penumpang, sehingga atribut penentu dari jenis pergerakan menjadi faktor utama yang mempengaruhi pemilihan moda.
Secara umum model pemilihan moda dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu model dengan menggunakan kurva diversi dan model teori probabilitas.
Model Kurva Diversi
Model ini menggunakan karakteristik pelaku perjalanan, karakteristik sistem transportasi dan karakteristik perjalanan sebagai variabel yang mempengaruhi pemilihan moda, sebagai contoh persentase yang menggunakan angkutan pribadi diplot bersama dengan satu variabel, misalnya pemilikan kendaraan, atau pendapatan.
Model Probabilitas
Model Probabilitas adalah suatu model yang telah dikembangkan antara lain, model analisis probit dan model analisis logit.
Dibanding dengan model kurva diversi model probabilitas lebih efisien dalam proses perhitungannya. Model-model ini telah diterapkan pada berbagai situasi untuk menjelaskan bagaimana orang memilih diantara alternatif moda yang bersaing.
Setiap alternatif dijelaskan dengan fungsi utilitas dan probabilitas, yang berkaitan dengan pilihan seorang terhadap moda angkutan untuk mengestimasi proporsi kelompok masyarakat dalam memilih alternatif moda yang bersaing. Pengembangan dari model ini meliputi dua tahap yaitu, pemilihan bentuk matematik dan kalibrasi fungsi utilitas yang tepat.
Fungsi Utilitas dan Dis-utilitas
Fungsi utilitas adalah mengukur derajat kepuasan yang diperoleh seseorang terhadap pilihannya.Fungsi dis-utilitas mewakili generalized cost yang berkaitan dengan tiap pilihan. Besarnya tergantung karakteristik atau atribut tiap pilihan dan karakteristik individu (status sosial ekonomi ) yang membuat pilihan. Selain itu karakteristik perjalanan juga memberikan sumbangan terhadap utilitas yang terkait dengan pemilihan suatu moda perjalanan tertentu.
Untuk menentukan suatu fungsi utilitas, variabel yang relevan perlu diseleksi dan begitu pula bentuk fungsi tertentu yang berhubungan dengan variabel yang diseleksi. Fungsi utilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah linier dari variabel bebas yang diberi bobot.
Bentuk transformasinya :
Bentuk transformasinya adalah sbb:
U= ao + a1 X1 + a2 X2 + … + an Xn
Dimana:
U = Utilitas
ao = Konstanta
X1 = Variabel bebas
Pilihan Diskrit (Discrete Choice)
Dasar teori, dalam menghasilkan model pemilihan diskrit (Discrete choice models) Sheffi (1992).Hipotesa yang mendukung model pemilihan diskrit tergantung kepada situasi pilihan, yaitu pilihan setiap individu terhadap setiap alternatif yang tersedia berdasarkan daya tarik atau nilai manfaat
Utilitas dipengaruhi oleh beberapa atribut yang diperlakukan sebagai bentuk acak, sehingga utilitas juga dimodelkan secara probability terhadap alternatif yang dipilih.Pada kenyataannya keputusan yang diambil tidak hanya dipengaruhi oleh variabel rasional tetapi juga faktor irrasional, yang menyebabkan unsur probabilitas dalam pemilihan moda.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
U (i) = V(i) + e (i) Keterangan
U (i) = Fungsi pemilihan untuk alternatif (i)
V(i) = Fungsi deterministik dari atribut-atribut alternatif (i)
e (i) = bagian acak yang mencerminkan hal tertentu dari setiap individu, atribut yang tidak teramati, variasi selera yang tidak teramati, termasuk kesalahan yang dilakukan oleh pemodel.
Penentuan Nilai Manfaat (Utilitas)
Penentuan nilai manfaat, dimaksudkan agar dapat diketahui bagaimana respon pelaku perjalanan dalam menentukan pilihannya terhadap moda angkutan yang tersedia berdasarkan nilai manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna jasa angkutan. Perbedaan dalam utilitas (U) berkaitan dengan moda bersaing timbul disebabkan antara lain waktu tempuh yang lebih cepat, tetapi ongkos lebih mahal dari yang lain.Variabel bebas dalam persamaan ini adalah waktu tunggu, pelayanan, dan ongkos. Selanjutnya dapat digunakan untuk memprediksi pilihan pelaku perjalanan untuk berbagai tujuan perjalanan
Untuk memprediksi pilihan pelaku perjalanan untuk berbagai tujuan perjalanan, antara lain adalah sebagai berikut:
- Menentukan kepentingan relatif dari atribut
- Menetukan waktu Perjalanan
- Menentukan biaya perjalanan
- Menentukan fungsi utilitas untuk peramalan model.
Penetuan Nilai Utilitas
Untuk menentukan fungsi utilitas untuk peramalan model mengikuti prinsip dasar bahwa individu akan memilih alternatif (i) jika nilai U ( i ) dari alternatif ( i) adalah yang terbaik dari antara U(.).
Model ini adalah dasar dari penurunan model-model pemilihan stokastik, misalnya Probit Model dan Logit Model.
Logit Model
Logit Model adalah suatu bentuk pendekatan matematis untuk mengetahui persentasi pengguna masing-masing moda.
Untuk dua tipe moda yang bersaing dapat digunakan Binomial logit dengan rumus sebagai berikut:
e V(a)
P(a) = ---------------
e V(a) + e V(b)
Multinomial logit
Sedangkan untuk tiga moda pilihan dapat digunakan model Multinomial logit
Memperhitungkan proporsi perjalanan yang akan memilih suatu moda tertentu berdasarkan persamaan berikut
P(k) = e (Uk) / e (Uk)
Model ini dapat digunakan bila alternatif yang ada mempunyai fungsi pilihan yang bebas dan alternatif tersebut bersifat saling menguntungkan (mutually exclusive).
Metoda Perhitungan
Metoda perhitungan dengan teknik regresi digunakan secara luas dalam pemodelan transportasi.
Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara sekumpulan atribut dan responden individu.
Hipotesis yang diperoleh dari model regresi ini dapat diuji dengan uji t atau uji F untuk model yang lebih komplit.
Hubungan tersebut secara umum dinyatakan dalam pesamaan sebagai berkut:
Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + … + an Xn Dimana Y = Variabel tak bebas
ao = intercep
a1 = parameter variabel bebas
X1 = variabel bebas
Sampel
Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan unit yang secara khusus diseleksi untuk mewakili populasi yang lebih besar dengan atribut tertentu.
Metode sampling yang paling banyak diterima adalah metode sampling yang berbasiskan pada bentuk sampel random.
Metode ini terbagi menjadi metode sampling sederhana, metode sampling bertingkat, dan metode sampling pilihan.
Data dan Sampel
Data biasanya terdiri dari sampel pengamatan yang diperoleh dari populasi tertentu, dimana menjadi tidak layak secara ekonomis jika diamati seluruhnya.
Masalah dalam data adalah bagaimana meyakini bahwa sampel tersebut cukup mewakili dan menghasilkan kesimpulan yang valid dari sampel tersebut.
0 comments:
Post a Comment