Perencanaan Pelat Beton 1 (satu) Arah, harus memperhatikan beban dan ukuran pelat serta jenis tumpuan tepi yang digunakan.
Pada Gambar di bawah ini disajikan contoh gambar dari pelat satu arah satu bentang dan pelat dua bentang/ menerus.
Analisis momen lentur pada pelat satu arah sebenarnya dapat dianggap sebagai gelegar diatas banyak tumpuan.
Selain itu pada SNI-03-2847-2002 mengijinkan untuk menentukan momen lentur dengan menggunakan koefisien momen, asalkan dipenuhi syarat-syarat seperti dibawah ini
- Untuk momen tumpuan, L = rata-rata bentang bersih pada sebelah kiri dan kanan tumpuan.
Gambar 1. Koefisien momen pelat satu arah
Untuk dapat lebih memahami analisis perhitungan pelat satu arah, dibawah ini diberikan langkah-langkah perhitungan pelat satu arah sebagai berikut:
1. Tentukan tebal pelat, dengan syarat batas lendutan (Tabel 1.4).
2. Hitung beban-beban : beban mati, beban hidup dan beban berfaktor
3. Hitung momen akibat beban berfaktor (Tabel 2.1).
- ρ min < ρ < ρ mak
4. Tentukan diameter dan jarak tulangan, dengan memperhatikan lebar retak:
Untuk lebih jelas masalah perencanaan pelat lantai satu arah, silahkan lihat contoh soal perencanaan pelat lantai satu arah dibawah ini
Contoh :
Diketahui pelat lantai seperti pada gambar dibawah ditumpu bebas pada tembok bata, menahan beban hidup 150 kg/m2dan finishing penutup pelat (tegel,spesi,pasir urug) sebesar 120 kg/m2. Pelat ini terletak dalam lingkungan kering. Mutu beton fc’ = 20 MPa, Mutu baja fy = 240 MPa (Polos).
Ditanyakan : Tebal Pelat dan Penulangan yang diperlukan.
Penyelesaian:
1. Tentukan tebal pelat (berkenaan syarat lendutan).
Tebal minimum pelat hmin menurut Tabel 1.4, untuk fy = 240 MPa dan pelat ditumpu bebas pada dua tepi adalah :
hmin =
Tebal pelat ditentukan h = 0,14 m (= 140 mm).
2. Penghitungan Beban-Beban yang terjadi.
qu = 1,2 qd + 1,6 q1
qd akibat berat sendiri = 0,14 x 2,40 = 0,336 t/m2
qd dari finishing penutup lantai = 0,120 t/m2
Total beban mati qd = 0,456 t/m2
Beban hidup q1 = 0,150 t/m2
Beban berfaktor qu = 1,2 x 0,0,456 + 1,6 x 0,150
= 0,7872 t/m2
3. Penghitungan Momen-Momen yang terjadi
Dengan menggunakan koefisien momen, didapat :
Pada lapangan, Mu = 1/8 qu L2 = 1/8 x 0,7872 x 3,62
= 1,2753 tm
Pada tumpuan (memperhitungkan jepit tak terduga)
Mu = 1/24 qu L2 = 1/24 x 0,7872 x 3,62
= 0,4251 tm
4. Penghitugnan Tulangan
Tebal pelat h = 140 mm
Tebal penutup p = 20 mm (pasal 1.3).
Ditentukan diameter tulangan f p = 10 mm
Tinggi efektif d = h – p – ½ f p
b. Tulangan Tumpuan
c. Tulangan Pembagi
5.Gambar Sketsa Penulangan
Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi buat rekan-rekan.
Sumber : http://newkidjoy.blogspot.com
- Bila pelat dapat berputar (berotasi) bebas pada tumpuan, maka pelat dikatakan bertumpu bebas
- Bila tumpuan mampu mencegah pelat berotasi dan relatif sangat kaku terhadap momen puntir, maka pelat itu dikatakan terjepit penuh
- Bila balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi sama sekali, maka pelat itu terjepit sebagian (terjepit elastis)
Pada Gambar di bawah ini disajikan contoh gambar dari pelat satu arah satu bentang dan pelat dua bentang/ menerus.
Analisis momen lentur pada pelat satu arah sebenarnya dapat dianggap sebagai gelegar diatas banyak tumpuan.
Selain itu pada SNI-03-2847-2002 mengijinkan untuk menentukan momen lentur dengan menggunakan koefisien momen, asalkan dipenuhi syarat-syarat seperti dibawah ini
- Panjang bentang seragam, jika ada perbedaan selisih bentang yang terpanjang dengan bentang sebelahnya yang lebih pendek maksimum 20%.
- Beban hidup harus < 3 kali beban mati
- Penentuan panjang L untuk bentang yang berbeda :
- Untuk momen tumpuan, L = rata-rata bentang bersih pada sebelah kiri dan kanan tumpuan.
Gambar 1. Koefisien momen pelat satu arah
Untuk dapat lebih memahami analisis perhitungan pelat satu arah, dibawah ini diberikan langkah-langkah perhitungan pelat satu arah sebagai berikut:
1. Tentukan tebal pelat, dengan syarat batas lendutan (Tabel 1.4).
2. Hitung beban-beban : beban mati, beban hidup dan beban berfaktor
3. Hitung momen akibat beban berfaktor (Tabel 2.1).
- ρ min < ρ < ρ mak
4. Tentukan diameter dan jarak tulangan, dengan memperhatikan lebar retak:
Untuk lebih jelas masalah perencanaan pelat lantai satu arah, silahkan lihat contoh soal perencanaan pelat lantai satu arah dibawah ini
Contoh :
Diketahui pelat lantai seperti pada gambar dibawah ditumpu bebas pada tembok bata, menahan beban hidup 150 kg/m2dan finishing penutup pelat (tegel,spesi,pasir urug) sebesar 120 kg/m2. Pelat ini terletak dalam lingkungan kering. Mutu beton fc’ = 20 MPa, Mutu baja fy = 240 MPa (Polos).
Ditanyakan : Tebal Pelat dan Penulangan yang diperlukan.
Penyelesaian:
1. Tentukan tebal pelat (berkenaan syarat lendutan).
Tebal minimum pelat hmin menurut Tabel 1.4, untuk fy = 240 MPa dan pelat ditumpu bebas pada dua tepi adalah :
hmin =
Tebal pelat ditentukan h = 0,14 m (= 140 mm).
2. Penghitungan Beban-Beban yang terjadi.
qu = 1,2 qd + 1,6 q1
qd akibat berat sendiri = 0,14 x 2,40 = 0,336 t/m2
qd dari finishing penutup lantai = 0,120 t/m2
Total beban mati qd = 0,456 t/m2
Beban hidup q1 = 0,150 t/m2
Beban berfaktor qu = 1,2 x 0,0,456 + 1,6 x 0,150
= 0,7872 t/m2
3. Penghitungan Momen-Momen yang terjadi
Dengan menggunakan koefisien momen, didapat :
Pada lapangan, Mu = 1/8 qu L2 = 1/8 x 0,7872 x 3,62
= 1,2753 tm
Pada tumpuan (memperhitungkan jepit tak terduga)
Mu = 1/24 qu L2 = 1/24 x 0,7872 x 3,62
= 0,4251 tm
4. Penghitugnan Tulangan
Tebal pelat h = 140 mm
Tebal penutup p = 20 mm (pasal 1.3).
Ditentukan diameter tulangan f p = 10 mm
Tinggi efektif d = h – p – ½ f p
b. Tulangan Tumpuan
c. Tulangan Pembagi
5.Gambar Sketsa Penulangan
Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi buat rekan-rekan.
Sumber : http://newkidjoy.blogspot.com
mas mau nanya,
ReplyDeletebagaimana jika perletakannya lebih dari 6, cara menentukan momen tumpuan maupun lapangannya gimana,apa ada ketentuan atau metode lain?...
sebelumnya trim.....(lagi ada tugas,)
Hehe, Ilmu desain saya belum cukup sampai situ pak, mungkin pembaca lain bisa memberikan masukan?
ReplyDeleteTergantung dari jenis tumpuan yang kita pakai
ReplyDeleteMas, itu yang plat 1 arah 1 bentang, koefisien momennya dapat dari mana ya?
ReplyDeletekenapa b = 1000? tidak 3600?
ReplyDeletePerhitungan pelat itu diambil per 1 meter...
DeleteKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
ReplyDeletepermisi mau tanya.
ReplyDeleteTebal minimum pelat satu arah itu dilihat di tabel mana ya?
saya cari di SNI 2847:2013 tidak ada tabel 1.4 mengenai tebal pelat minimum satu arah
Kalo di SNI 2013 ada di tabel 9.5.a untuk fy 400MPa, selain fy 400 MPa harus d kali dengan (0.4 + fy/700)
Deleteplat 1 arah 2 arah perhitungnya beda dimananya ya
ReplyDelete